MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Masalah pengelolaan sampah menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto. Untuk mengatasi masalah itu, Pemkot Mojokerto pun menggandeng salah satu perusahaan rintisan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto M. Ali Kuncoro mengatakan, pihaknya kini menggandeng perusahaan rintosan bernama Rekosistem untuk mengelola sampah.
“Berbicara persoalan pengeloaan sampah memang kompleks. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat. Penandatangan kerjasama strategis antara Pemerintah, sektor swasta dan Rekosistem adalah perjalanan kami menuju pengelolaan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan di Kota Mojokerto,” ucap Pejabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2022 melaporkan Jawa Timur berada pada posisi kedua di Indonesia sebagai penghasil sampah terbesar dengan total produksi 5 juta ton. Sementara Kota Mojokerto menghasilkan sampah hingga 82 ton per hari serta Kecamatan Magersari menjadi penyumbang sampah terbesar.
Dengan demikian perlu langkah konkret untuk mengelola sampah pada level lokal. Salah satu perusahaan rintisan (start up) Rekosistem akan mengelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Magersari. Rekosistem nantinya menerima sampah dari kawasan kota, lalu dilakukan pemilahan, pendataan serta pemulihan material dengan pendekatan ekonomi sirkular.
“Melalui campur tangan Rekosistem, teknologi digital akan digunakan di TPST tersebut untuk mengumpulkan, meningkatkan daur ulang, melaporkan data secara komprehensif, serta melakukan pemantauan secara real-time. TPST ini akan dilengkapi sensor IoT dan integrasi Machine Learning untuk meningkatkan analisis dan optimalisasi sistem,” kata Joshua Valentino, Co-Founder dan Chief Operating Officer Rekosistem, Senin (22/4/2024).
Pada tahun pertama, TPST Magersari fokus pada penanganan klien dengan meningkatkan metodologi agar beroperasi sesuai dengan prinsip keberlanjutan. Selain meningkatkan tingkat daur ulang anorganik, kerjasama ini juga bertujuan mengajak masyarakat Mojokerto berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon.
Dengan demikian gaya hidup berbasis prinsip berkelanjutan dapat menumbuhkan kesadaran setiap individu atas produk pasca konsumsinya sekaligus meningkatkan laju daur ulang untuk mengurangi volume sampah.
"Kolaborasi yang dilakukan menjadi wujud kesadaran kolektif dalam mendorong perencanaan dan penerapan tata kelola manajemen sampah yang lebih ideal melalui pendekatan ekonomi sirkular dan waste-to-energy. Rekosistem berharap dapat mengelola seluruh TPS di Kota Mojokerto dan mewujudkan ekosistem berkelanjutan,” ungkapnya.
Clean Ocean Material Alliance (CLOMA) merupakan konsorsium yang terdiri dari perusahaan-perusahaan ternama seperti Ajinomoto, Marubeni, Panasonic, Yakult, Unicharm, dan JICA. Konsorsium ini turut berkolaborasi dalam upaya penanganan masalah pengelolaan sampah di Kota Mojokerto.
Nantinya tidak hanya memberikan dukungan secara finansial, TPST Magersari juga mendapat akses dalam mengadopsi pendekatan yang dilakukan para konsorsium perusahaan Jepang tersebut dalam mengatasi tantangan serupa dalam pengelolaan sampah di Jepang.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait