Ia mengungkapkan, hasil pnegukuran tersebut akan disampaikan kepada pimpinan untuk diambil langkah-langkah.
Gempa Tuban pada Jum'at, sempat dirasakan warga Dusun Jumok termasuk warga korban tanah amblas, hingga dua kali. Namun gempa pukul 15.52 WIB yang menimbulkan kepanikan warga hingga sejumlah warga keluar rumah mencari aman.
Kaseno Ketua RT setempat menjelaskan, kepanikan warga karena khawatir seperti yang terjadi pada 7 Maret lalu..
"Warga disini sama merasakan getaran itu Bahkan pak Jaini (salah satu warga) bilang ini apa pak RT kok ada getaran. Saya jawab mungkin agak jauh itu pak sumber getarannya. Warga sempat panik pada keluar rumah semua. Karena dikira tanah amblas susulan yang menimpa dusun ini," kata Kaseno.
Menurut Kaseno, gempa yang dirasakan pada Jum'at sore tersebut membuat warga panik. Karena pada 7 Maret lalu di tempatnya terjadi bencana tanah bergerak dan amblas. Akibatnya 11 rumah rusak berat dan tidak ada yang berani ditempati lagi.
"Pemilik rumah saat ini mengungsi di rumah tetangga. Karena tidak berani tinggal di rumahnya. Juga tidak boleh karena berbahaya," ujarnya.
Lebih lanjut Kaseno menjelaskan, setelah gempa Tuban, warga telah mendapat pengarahan dari kepala desa untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana. "Arahnya menyelamatkan sudah diarahkan, yaitu ke arah barat," pungkasnya.
Mengantisipasi berbagai kemungkinan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang menyiagakan sejumlah aparat utamanya BPBD di Posko Bencana tanah amblas Sambirejo. Penjagaan berlangsung selama 24 jam dengan bergiliran tiga sif.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait