SURABAYA, iNewsMojokerto.id - Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio atau Sub PIN Polio resmi digelar secara serentak mulai Senin (15/1/2023). Kampanye imunisasi polio ini dilakukan untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan melibatkan penduduk Kabupaten Pamekasan dan Sampang di Jawa Timur.
Ketua CEO Jatim Rudi Eko Hartono menyerukan agar semua komponen masyarakat, termasuk para pengusaha dan pegiat bisnis, ikut menyukseskan Sub PIN Polio 2024. Menurutnya, polio bukan hanya risiko kesehatan, tapi risiko ekonomi. Apabila tidak dikendalikan penyebarannya, akan mengancam kesejahteraan anak dan keluarga di Jawa Timur.
“Kejadian polio yang tidak dihentikan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang diatas 5%, di atas rata-rata nasional. Dan akan mengganggu status Jawa Timur sebagai penyumbang kegiatan perekonomian Pulau Jawa terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Seperempat kekuatan ekonomi Pulau Jawa dikontribusikan oleh Jawa Timur. Kita harus jaga dengan memastikan anak-anak kita sehat optimal,” kata Rudi dalam pernyataan pers bersama dengan Java Field Office UNICEF, Senin (15/1/2023).
Menurut surat Menteri Kesehatan bertanggal 29 Desember 2023 tentang Pelaksanaan Sub PIN Polio di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur, diproyeksikan 3,9 juta lebih anak berusia 0-7 tahun yang ditargetkan menerima imunisasi tambahan polio, tanpa memandang status vaksinasi polio sebelumnya. Artinya, meski status imunisasi sudah lengkap, anak tetap harus mengikuti program Sub PIN Polio.
Wilayah pemberian imunisasi tambahan adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi terjadinya KLB polio. Pemberian imunisasi tambahan juga dilakukan di Kabupaten Sleman DIY, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, lokasi ditemukannya kasus polio beberapa waktu lalu.
Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama dimulai pada 15 Januari 2024, sedangkan putaran kedua akan berlangsung mulai 19 Februari 2024. Masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan.
Chief of Java Field Office atau Kepala Perwakilan UNICEF untuk Jawa Tubagus Arie Rukmantara menguatkan pernyataan KADIN bahwa sukses Sub PIN Polio akan melindungi pada kesejahteraan sekitar 11 juta anak Jawa Timur yang sedang mempersiapkan diri mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Pesan UNICEF tetap sama sejak 1950-an Ketika imunisasi polio digencarkan. Segala bentuk polio, di mana pun di dunia, merupakan ancaman bagi anak-anak kita di mana pun, di kelas sosial ekonomi apapun. Sebelum tahun 2030, polio harus dieradikasi dari muka bumi,” kata Arie, menambahkan bahwa kemungkinan eradikasi besar menyusul kesuksesan dunia menghapuskan cacar air.
Makanya, menurut Arie, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sudah menargetkan cakupan Sub PIN Polio kali ini sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran dan merata di setiap tingkatkan, mulai dari desa, kecamatan, sampai kabupaten. Menurut proyeksi, ada sekitar 4,5 juta anak berusia 0-7 tahun di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Imunisasi polio ini disediakan secara gratis di dan dapat diakses di fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, satuan pendidikan seperti PAUD, TK, SD/sederajat serta pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas.
CEO Jatim menyerukan agar anggotanya dan semua pegiat bisnis di Jawa Timur turut menyukseskan Sub PIN Polio 2024 ini dengan cara mengajak semua orang tua mengajak anak-anak usia dibawah 8 tahun mendapat imunisasi. Seruan ini juga dapat dilakukan lewat saluran internal communication di dalam masing-masing perusahaan serta media-media komunikasi yang dimiliki dunia usaha (owned media), seperti media sosial dan media luar ruang.
“Setiap 1 dolar atau sekitar 15 ribu rupiah yang kita investasikan untuk imunisasi setiap anak di Jawa Timur akan membawa keuntungan berkali-kali lipat, sekitar 3-5 kali lipat kalau menurut penelitian. Kami yakin para pebisnis dan dunia usaha di Jatim percaya bahwa investasi di imunisasi anak adalah investasi dengan yield tinggi,” kata Rudi.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait