Mengapa Kita Butuh Jatuh Cinta? Soal Harga Diri Hingga Relasi Keluarga

Nanda Alifya Rahmah
Mengapa manusia butuh jatuh cinta? (Foto: Istimewa)

Bahan kimia saraf perasaan positif membanjiri otak pada saat seseorang tertarik atau terpikat pada orang lain. Khususnya hormon dopamin yang menaikkan perasaan gembira dan memicu ketagihan seperti kokain. 

Perasaan yang lebih dalam dari itu bisa memicu keluarnya hormon oksitosin atau dikenal dengan istilah "hormon pelukan". Hormon ini dilepaskan oleh tubuh saat berhubungan seksual. 

Ini terkait langsung dengan ikatan dan meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan dalam keterikatan romantis. Lalu di mana peran psikologi?

Harga diri kita, kesehatan mental, kesehatan emosional, pengalaman hidup, dan hubungan keluarga semuanya memengaruhi siapa yang membuat kita tertarik. Pengalaman, baik positif maupun negatif, memengaruhi pilihan seseorang. 

Misalnya, kita mungkin menganggap kesamaan itu menarik. Memiliki hobi yang sama dengan pasangan bisa menjadi satu poin yang menyenangkan dalam hubungan.

Sementara itu, orang lain mungkin tertarik pada atribut fisik tertentu. Psikologi menyebut bahwa hal ini mungkin berkaitan dengan "kemiripan" yang ditangkap oleh alam bawah sadar kita, mengingatkan kita pada anggota keluarga. 

Ada kalanya hal itu berkaitan dengan hal yang bersifat emosi atau kebiasaan. Orang ternyata bisa jatuh cinta karena pasangannya memiliki pola emosi dan perilaku yang sama dengan anggota keluarga. Hal-hal itu ditangkap oleh alam bawah sadar. 

Editor : Trisna Eka Adhitya

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network