Gus Sadad juga meninjau langsung kandang peternakan sapi perah di Dusun Kumbo, Desa Telogosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Minggu (3/7/2022) petang. Dirinya melihat bagaimana para peternak kelimpungan terimbas wabah ini.
Dalam kesempatan ini, para peternak sambat pada Sadad. Salah satunya, Jafar Sodiq, yang mengaku kesulitan membeli obat herbal untuk sapi perah miliknya yang terpapar PMK.
“Saya punya 24 sapi perah, semuanya terpapar PMK. Satu mati, dua potong paksa dan saya jual murah hanya Rp 3 juta. Kami sudah hancur-hancuran mengeluarkan uang untuk membeli obat herbal, sedangkan pemerintah hanya memberi bantuan antibiotik dan vitamin yang sebenarnya tidak optimal sekarang juga sudah tidak memberi,” kata Jafar.
Jafar menjelaskan, antibiotik dan vitamin tidak optimal untuk penyembuhan hewan ternak yang terpapar PMK. Menurutnya, obat herbal menjadi opsi peternak untuk mengatasi PMK.
"Kemarin beli obat herbal itu satu harganya Rp 250 ribu satu ekor, kadang ada yang butuh 3 obat herbalnya untuk satu ekor jadi Rp 750 ribu. Itu kita berat, ketambahan untuk pemulihan hewan ternak, kita butuh beli konsentrat sapi per hari 2 karung yang harganya Rp 210 ribu per karung," bebernya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait