Cak Nun menjelaskan, ia diundang langsung Ketua Umum (Ketum) PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri untuk memberikan ceramah di markas partai berlambang banteng tersebut. Bahkan, ia menyebut jika permintaan untuk mengisi ceramah di markas PDIP itu sudah sejak tiga tahun lalu.
"Saya sampai kebingungan, karena Bu Mega tuh sekitar tiga tahun yang lalu, apa namanya, dawui saya untuk datang ke sini, baru tercapai malam ini," ungkap Cak Nun.
Momen bulan Ramadan ini barulah undangan itu dikabulkannya. Itu juga, kata Cak Nun setelah melewati proses batin yang cukup panjang hingga akhirnya ia mengisi ceramah.
"Kan saya itu melewati perjuangan batin yang luar biasa dan akhirnya saya istikharah, saya wiridan serius, dan saya kemudian, bermimpi, kira-kira seminggu yang lalu, bahwa saya pergi keliling dunia, kemudian pulang ke Indonesia, saya ketemu dengan cakrawala di senja hari," papar Cak Nun.
"Di cakrawala itu, terhampar kain yang sangat panjang tulisannya PDI pengayoman, bukan perjuangan. Karena PDI-Perjuangan sudah dulu, sekarang sudah jaya, sudah lega hatinya, sudah menang berkali-kali. Sekarang, saatnya adalah PDI pengayoman. Semua rakyat Indonesia diayomi oleh PDIP. Level-level masyarakat, orang wong cilik, semua diayomi oleh PDIP," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Cak Nun juga sempat mengajak masyarakat untuk sama-sama punya rasa pengayoman dan toleransi satu sama lain. Cak Nun menegaskan kedatangannya di markas PDI-Perjuangan, bukan berarti dalam rangka mendukung partai besutan Megawati Soekarnoputri.
Editor : Trisna Eka Adhitya