Menuju Surabaya Bebas Banjir, Anggota Pansus Banjir DPRD Surabaya Sampaikan Hal Penting

SURABAYA, iNewsMojokerto.id - Anggota Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penanggulangan dan Pengendalian Banjir, Ahmad Nurjayanto, menerima berbagai masukan dari masyarakat saat masa reses DPRD. Masukan ini menjadi bagian penting dalam pembahasan Raperda yang tengah berlangsung, guna mencari solusi komprehensif untuk mengatasi banjir di Surabaya.
Menurut Ahmad Nurjayanto, permasalahan banjir di Surabaya memiliki empat faktor utama, yaitu kebiasaan masyarakat, konektivitas saluran air, kondisi cuaca seperti rob, serta pemeliharaan infrastruktur drainase. Ia menyebutkan bahwa saat ini sekitar 70-80 persen jaringan saluran air di Surabaya telah terkoneksi dengan pembaruan box culvert.
"Dari analisa kita bersama di Surabaya kan sudah nggak ada banjir yang sifatnya harian, yang ada hitungan jam sudah langsung surut," ujar Nurjayanto, saat ditemui, Selasa (11/2/2025).
Lebih lanjut, politikus Partai Golkar ini juga menyoroti bahwa masih ada daerah-daerah tertentu, terutama di kawasan permukiman, yang mengalami kendala akibat pembangunan rumah tanpa memperhitungkan konektivitas saluran air. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam menormalisasi kembali aliran air agar tidak terganggu oleh bangunan yang sudah berdiri.
"Nanti pansus banjir ini bisa komperhensif artinya membahas mapping penanggulangan drainase Saluran ini konektivitasnya perkecamatan jadi nanti kenapa per kecamatan karena kadang-kadang kan di sini kan bersinggungan antara Kelurahan satu dan kelurahan lain," urainya.
Dalam setiap reses yang dilakukan DPRD, isu banjir dan peninggian jalan selalu menjadi keluhan utama masyarakat. Namun, Ahmad Nurjayanto mengingatkan bahwa peninggian jalan dan pembangunan drainase baru bukanlah satu-satunya solusi. Menurutnya, yang lebih penting adalah memastikan saluran utama pembuangan air tetap lancar agar tidak terjadi genangan berkepanjangan.
"Saya juga berpesan kepada masyarakat juga untuk mengedepankan proses lancarnya saluran air ini tadi bukan hanya pada proses peninggian dan juga pembangunan gorong-gorong baru, karena kalau itu terus di kedepankan ya tentu tidak akan mengatasi masalah banjir," tuturnya.
Terkait program Pemerintah Kota Surabaya yang menargetkan kota bebas banjir pada 2025-2026, Nurjayanto menekankan pentingnya modernisasi sistem drainase, termasuk perawatan gorong-gorong agar tidak cepat tersumbat oleh sedimentasi. Ia juga menyambut baik rencana penambahan lima titik pompa air pada tahun 2025, namun menekankan bahwa kelancaran aliran air dari permukiman menuju pompa air juga harus diperhatikan.
"Pompa airnya Banyak tapi kalau alirannya enggak lancar ya tetep aja genangan pasti terjadi," pungkasnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya