"Ini kan kita mau dikoordinir,bisa lebih peduli dengan program dari Unicef," pungkas CEO Jete ini.
Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa dan Bali Arie Rukmantara mengungkapkan, untuk mempersiapkan Surabaya dan Jatim sebagai kota layak anak dengan standar internasional, kolaborasi berbagai pihak diperlukan.
"Bukan hanya pemerintah saja, dinas-dinas saja yang bekerja, ada swasta, ada organisasi kemasyarakatan, ada media, dan ada Unicef, jadi ini harus dibuktikan," katanya.
Melalui forum ini, menjadi salah satu jembatan khususnya bagi Kota Surabaya untuk meningkatkan status Kota Layak Anak (KLA) utama menjadi paripurna atau nantinya berstandar internasional. Pasalnya, Kota Surabaya membutuhkan adanya APSAI (Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia) sebagai salah satu syarat menjadi KLA kelas dunia yang bisa didapatkan melalui Forum CEO Jatim.
"APSAI itu penting, karena nanti asesmen KLA, rapat-rapat perumusan perda itu nanti harus diajak," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Surabaya (DP3APPKB) Kota Surabaya Ida Widayati mengungkapkan, Pemerintah Kota Surabaya terus berusaha untuk menjadikan Kota Surabaya sebagai KLA paripurna atau berkelas dunia.
Ia pun mengapresiasi adanya kegiatan ini sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya Pemerintah Kota Surabaya yang sedang menjadikan Surabaya sebagai Kota Layak Anak kelas dunia. Dimana ada dua jalur yang bisa ditempuh.
Jalur pertama adalah menuju KLA paripurna yang merupakan status tertinggi KLA di Indonesia. Sedangkan jalur kedua melalui program Child Friendly Cities Initiative (CFCI) atau komunitas kota layak anak dunia.
Editor : Trisna Eka Adhitya