get app
inews
Aa Read Next : Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya Apresiasi Kemandirian Pangan Warga Pagesangan

Tantangan Keseimbangan Growth vs Green, Topik Menarik Kadishut Jatim X DPD RI Terpilih

Jum'at, 26 Juli 2024 | 12:30 WIB
header img
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur saat berdiskusi dengan anggota DPD terpilih Lia Istifhama. (Foto: istimewa)

SURABAYA, iNewsMojokerto.id - Transformasi kawasan dari sektor pertanian ke sektor industri tentunya berdampak pada ketersedian lahan yang digunakan untuk produksi padi. Hal serupa juga berpotensi di Jawa Timur yang menjadi barometer di Indonesia dalam sektor perdagangan dan pertanian. 

Ketika kemajuan pesat Jatim kian meluas pada sektor industri padat karya, maka konsekuensi pertumbuhan ekonomi tersebut tentunya mendorong penambahan kawasan industri sehingga lahan pertanian pun berkurang. Dengan kata lain, volume produksi padi pun menurun. 

Hal ini terungkap usai diskusi terbatas antara Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jatim dengan anggota DPD RI Terpilih, Lia Istifhama.

Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Jatim, Dr. Ir. Jumadi, M.MT, mengungkapkan, transformasi kawasan pertanian menjadi kawasan industri telah terjadi sejak 20 tahun lalu. Hal ini menyebabkan berkurangnya kawasan pertanian dari 20 persen tinggal 11 persen. 

"Kebutuhan produksi padi masih tinggi dan pastinya akan merambah ke kawasan hutan, program kehutanan sosial dengan sistem agroforestry kami tawarkan sebagai solusinya," tambahnya. 

Lebih lanjut, Jumadi pun menjelaskan bahwa agroforestry adalah suatu pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau jenis kayu-kayuan dengan penanaman tanaman semusim dan beberapa jenis tanaman pertanian. 

“Agroforestry bertujuan selain untuk mengatasi masalah alih guna lahan juga untuk mendukung ketahan pangan. Pola agroforestry dapat meningkat produktivitas lahan dan juga meningkatkan nilai ekonomi real lahan. Maka, untuk mendukung kesuksesan program ini, Dinas Kehutanan menyiapkan lahan seluas 300 ha yang akan dikelola bersama masyarakat, diantaranya melalui Perhutanan Sosial,” ungkapnya. 

Sedangkan komoditas yang dihasilkan dari sistem agroforestry selain menjadi bahan pangan juga dikembangkan menjadi wisata alam. Sehingga dapat menningkatkan stok karbon dan menekan laju emisi. 

Program Perhutanan Sosial (PS) yang dimaksudnya adalah salah satu program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. PS merupakan sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial budaya.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut