MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Sebagai sebuah kerajaan besar, Majapahit dikisahkan banyak menaklukkan wilayah lawan. Kerajaan yang berdiri pasca Singhasari ini melakukan ekspansi khusus dalam upaya perluasan wilayahnya.
Hal tersebut dapat dikaitkan erat dengan adanya cita-cita persatuan Nusantara yang diyakini diusung oleh para penguasa Majapahit. Di masa kejayaannya besaran wilayah Majapahit bahkan mencakup sebagian wilayah Malaysia dan Brunei saat ini.
Banyaknya wilayah yang berhasil ditaklukkan tentu mengusik rasa penasaran. Berapa banyak pasukan Majapahit berperang? Apa strategi yang digunakan untuk mensiasati jumlah dan kekuatan pasukan?
Dalam buku "Gayatri: Akuntan Majapahit", Novrida Q. Lutfillah menyebut bahwa perang yang dibayangkan oleh masyarakat awam adalah pilihan terakhir yang biasa diambil Kerajaan Majapahit dalam upaya penaklukan wilayah.
Perang dianggap sebagai upaya penaklukan yang agresif. Jika pun peperangan menjadi jalan yang tersisa, pasukan Majapahit menerapkan prinsip tertentu dalam pelaksanaan perang.
Mengutip Nugroho, Novrida menyebut bahwa perang yang dianut oleh kerajaan Majapahit memiliki istilah "perang ksatria". Hal tersebut merujuk pada cara berperang yang adil antara kedua belah pihak.
Sebelum perang pecah, tiap kerajaan diberi waktu untuk mempersiapkan diri. Oleh karena itu, kebanyakan perang terjadi pada masa yang lama.
Tidak hanya itu, jumlah pasukan yang diperlukan pun tidak sedikit sehingga seringkali menyertakan rakyat kerajaan. Hal ini tentu menjadi catatan kerugian tersendiri bagi kerajaan yang berperang.
Prajurit perang dibatasi hanya boleh menyerang melawan musuh dengan persenjataan yang sama dan bertempur secara jujur. Sikap inilah yang menjadi khas nilai ksatria pada perang Majapahit.
Jadi, dalam proses penaklukan wilayah, pasukan Majapahit tidak asal datang dan menyerang wilayah kekuasaan lain.
Sebelum keputusan perang diambil, umumnya ada langkah-langkah diplomasi lain yang dilakukan kerajaan untuk mengajak wilayah lain bergabung dalam satu panji Majapahit.
Editor : Trisna Eka Adhitya