MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Polresta Mojokerto menetapkan 2 tersangka atas kasus penemuan mayat dalam karung. Polisi juga telah melakukan otopsi terhadap jenazah yang ditemukan dalam karung di Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Polisi memastikan bahwa korban tewas karena dicekik.
Polisi telah menangkap dua tersangka yang juga merupakan teman sekelas korban. Selain itu, polisi menemukan sepeda motor korban sebagai barang bukti di salah satu rumah tersangka.
Tim Satuan Reserse Kriminal Polresta Mojokerto segera mencari sepeda motor korban. Sepeda motor itu ditemukan di rumah salah satu tersangka dalam kondisi rusak dan tergeletak di belakang rumah.
Setelah penemuan jasad korban dalam karung, polisi juga melakukan otopsi dengan melibatkan tim forensik dari Polda Jawa Timur. Otopsi dilakukan di kamar jenazah Rumah Sakit Dokter Wahidin Sudiro Husodo di Kota Mojokerto.
"Hasil otopsi menunjukkan bahwa kondisi jenazah korban tidak utuh dan hanya tinggal tulang belulang. Korban meninggal karena kekerasan, yakni dicekik di leher bagian depan dan belakang, serta terdapat beberapa luka pukulan di beberapa anggota tubuh," kata Dokter Mustika, dokter forensik dari Polda Jawa Timur.
Korban, seorang perempuan berusia antara 17-20 tahun, ditemukan dalam kondisi tulang belulang yang membusuk.
Korban tersebut diketahui bernama Aura Enjelie, seorang pelajar berusia 14 tahun dari SMP 1 Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Ia menghilang dari rumah sejak Senin malam, 15 Mei.
Korban mengatakan kepada bibinya bahwa ia akan pergi ke lapangan di Kecamatan Kemlagi untuk melihat pasar malam sebelum menghilang.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Bambang Tri Sutrisno, menyatakan bahwa polisi telah menangkap dua pelaku pembunuhan korban. Salah satu tersangka adalah teman sekelas korban di SMP 1 Kemlagi. Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua tersangka.
Kedua tersangka adalah AD (19 tahun) dan AB (14 tahun) yang berasal dari Kecamatan Kemlagi. Tersangka AB adalah mantan pacar korban dan teman sekelas di SMP.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta