Ning Ita juga menyebutkan, Kota Mojokerto telah ditetapkan sebagai salah satu lokasi perluasan intervensi penurunan stunting tahun 2022 sebagaimana keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 10/M.PPN/HK/02/2021. Sehingga diharapkan pada tahun 2024 mendatang Kota Mojokerto dapat menuju zero stunting.
“Hal tersebut harus menumbuhkan semangat yang semakin besar untuk bersama-sama mengikhtiarkan menuju zero stunting dalam dua tahun terutama dengan sumber daya yang dimiliki Kota Mojokerto,” tegas Ning ita.
Langkah konkret pun telah dilakukan dengan berbagai program unggulan dalam penanganan stunting. Seperti diantaranya Gempa Genting, Canting Gulo Mojo dan Dashat dan bisa disinergikan 1600 kader motivator, 99 prameswari dan tenaga kesehatan yang di puskesmas se-Kota Mojokerto.
“Banyaknya SDM yang kita miliki kalau kita gerakkan bersama-sama maka tidak akan sulit untuk mecapai sasaran penurunan stunting,” ungkapnya.
Selain dilakukan sinkronisasi dan konfirmasi dalam forum ini juga dilakukan penandatangan komitmen bersama oleh Wali Kota Mojokerto dan Tim Percepatan Penurunan stunting Kota Mojokerto.
Editor : Trisna Eka Adhitya