get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Majapahit di Tuban, Goa Suci dan Watu Gajah

Kisah Samudramantana di Candi Kesiman Tengah, Mengaduk Lautan Susu Demi Air Abadi

Kamis, 26 Januari 2023 | 19:00 WIB
header img
Candi Kesiman Tengah di Mojokerto. (Foto: Kemdikbud)

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id- Candi Kesiman Tengah memang tidak terlalu populer sebagai destinasi wisata Majapahit. Padahal, di candi ini terpahat kisah yang sangat luar biasa dan sarat akan makna. 

Kisah yang dimaksud ialah kisah Samudramantana. Menurut arkeolog Agus Aris Munandar, kisah ini diidentifikasi sebagai salah satu tema populer pada bangunan peninggalan Singosari - Majapahit. 

Kisah Samudramantana adalah sebuah kisah tentang air abadi atau yang disebut dengan air amrta. Dalam bukunya "Ibukota Majapahit, Masa Jaya, dan Pencapaian", Agus menyebutkan kisah ini adalah bagian yang disajikan dari Adiparwanya Mahabharata. 

Kisah Samudramantana berfokus pada upaya pencarian atau pemerolehan air abadi tersebut. Pada panel candi Kesiman terlambat sebuah adegan pemutaran Gunung Mandara. 

Gambar ini tentu merupakan imaji yang sangat luar biasa. Terlebih lagi adegan ini dilakukan oleh para dewata. 

Dikisahkan para dewa bekerja sama dengan Asura untuk mendapatkan air keabadian atau tirta amerta. Barang siapa yang mampu memperoleh air tersebut akan mendapat hadiah keabadian atau tidak bisa mati.

Candi Kesiman Tengah yang terletak di sisi utara kaki Gunung Welirang ini sebenarnya merupakan tujuan wisata yang menarik. Lokasi tepatnya adalah Jl. Candi, Trece, Kesimantengah, Kec. Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Pada dasarnya bangunan candi terbagi atas tiga bagian yaitu kaki candi yang berbentuk batur, badan candi juga terdiri dari bahan yang sama, dan atap candi yang sudah rusak. 

Syinthia Dwi Friani dalam skripsinya "Candi Kesiman Tengah Tinjauan Arsitektural", memaparkan bangunan suci tersebut memiliki gaya arsitektur seperti Candi Jago atau Candi Naga pada Percandian Panataran. Gaya pemahatannya di luar langgam seni keraton.

Fakta tersebut mengindikasikan tampaknya langgam candi ini tidak dibuat oleh tukang kerajaan. Sebab gaya pengukirannya sangat kaku. 

Gaya seni yang tidak lazim ini kemungkinan merupakan karya dari para pertapa sendiri.  Hal ini juga dicatat oleh arkeolog Agus Aris Munandar. 

Dalam tulisannya ‘Gaya Arsitektur Bangunan Suci di Jawa Timur Abad X – XV Masehi’, Agus menguraikan bahwa Candi Kesiman Tengah merupakan bangunan suci yang digunakan para resi. Candi ini merupakan satu klaster layaknya bangunan suci lain di lereng Gunung Penanggungan.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut