Konon, kisah hilangnya dua guci tersebut berhubungan dengan nama klobot dalam istilah Jawa yang berarti kulit jagung. Sementara Bagor berarti karung.
Dengan nama itu, kedua guci ini merasa tidak dihormati. Namanya kerap disebut-sebut setiap tanpa penghormatan. Mereka pun lenyap tak berbekas, tidak kembali hingga sekarang.
Kejadian hilangnya Bagor dan Klobot itu sudah lama sekali lebih dari ratusan tahun silam. Kelima cupu ini adalah milik Eyang Seyek, nama asli Kyai Panjolo.
"Eyang Seyek merupakan orang yang menemukan dan memiliki Cupu Kyai Panjolo," kata dia.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Cupu Kyai Panjolo diperoleh Eyang Seyek saat njolo (menjaring) di laut. Eyang Seyek tidak beristri dan tidak memiliki anak.
Namun, Eyang Seyek memiliki 10 saudara kandung, lima lelaki dan lima wanita.Kakek buyut dari Dwijo Sumarto adalah saudara kandung Eyang Seyek.
Sampai saat ini Cupu Kyai Panjolo diyakini sebagai simbol atau alat meramalkan kondisi bangsa Indonesia dalam masa setahun ke depan. Entah nyata atau tidak, itulah yang diyakini sebagian masyarakat Gunungkidul.
"Kita semua tidak tahu benar apa tidak itu semua. Tetapi sebagian besar masyarakat meyakini itu gambaran masa depan," ujarnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya