Istilah acaraki dibedakan dengan istilah tuha nambi, kdi, walyan, dan janggan. Meski tidak menutup kemungkinan tiap profesi yang berhubungan ini dimiliki 1 orang sekaligus.
Acaraki merujuk pada peracik dan penjual jamu. Sementara itu, tuha nambi merujuk pada profesi tabib (dokter) laki-laki.
Istilah kdi merujuk pada dukun wanita. Istilah janggan merujuk pada tabib desa. Dan istilah walyan merujuk pada penyembuh
tradisional.
Sukini dalam bukunya "Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat" menyebut bahwa profesi Acaraki tidak dilakukan dengan sembarangan. Menghafal resep jamu saja tidaklah cukup.
Syarat khusus yang dilakukan Acaraki sebelum meracik jamu adalah melakukan meditasi dan berpuasa. Hal itu ditujuka agar sang peracik dapat merasakan energi positif yang bermanfaat bagi kesehatan.
Bila dipadankan dengan profesi hari ini, acaraki lebih tepat disebut sebagai seorang ahli farmasi atau apoteker.
Editor : Trisna Eka Adhitya