Arca garuda bertaring tersebut menunjukkan bahwa bangunan candi ini dulunya digunakan oleh para penganut Hindhu. Sebab, garuda dikenal sebagai wahana (kendaraan tunggangan) dewa Wisnu.
Fakta mengenai Candi Minak Jinggo dapat dirunut pula dari tulisan Raffles, The History of Java (1817). Raffles mencatat bahwa di dekat kolam terdapat arca yang bagian bawahnya berbentuk manusia dan bagian atas tubuhnya berbentuk burung.
Penelitian mengenai Candi Minak Jinggo dilakukan pertama kali oleh Knebel pada 1907. Laporannya ditulis dengan judul "Rapporten van de Commissie in Nederlandsch-indie voor Oudheidkundig Onderzoek op Java en Madoera".
Knebel sempat mencurigai arca yang disebut patung Minak Jinggo itu adalah perwujudan Dewa Yama. Sayangnya, fakta bahwa arca tersebut bersayap membuat tafsiran ini kurang tepat.
Kemudian, penelitian pertama pada era kemerdekaan dilakukan pada 1977 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Penelitian tersebut menemukan adanya struktur bangunan dan batu-batu candi lepas di dalam gundukan tanah.
Editor : Trisna Eka Adhitya