BUKITTINGGI, iNews.id – Fenomena Citayam Fashion Week terus merembet ke daerah lain. Seperti di Bukittinggi, para anak muda juga melakukan hal yang sama.
Namun, menariknya, anak-anak muda ini mengusung pakaian adat sebagai cara mengekspresikan diri di tengah zebra cross yang berada di jalanan sekitar jam gadang.
"JGFW (Jam Gadang Fashion Week) itu awalnya terjadi karena kebetulan, kami memiliki tim ahli tata rias dari mahasiswa juga menampilkan tatanan busana Adat Minangkabau di Jalan sekitar Jam Gadang, respon masyarakat sangat luar biasa, Alhamdulillah," kata Andika Pelopor JGFW.
Dia mengatakan proses pemotretan kepada lima model yang ditampilkan tidak mengganggu jalanan saat itu karena mereka terus berjalan tanpa berkumpul di garis pelintas jalan.
"Memang sisi uniknya sesuai ala 'Citayem Fashion Week' adalah pemotretan di zebra cross, kami tetap melintas tanpa bertumpuk dan tidak membuat macet sambil difoto," katanya.
Andika merencanakan kegiatan serupa akan digelar kembali pada akhir pekan dan dipindahkan lokasi ke halaman Taman Jam Gadang.
"Tentu kami siap bekerjasama demi kebaikan dan kepatuhan ketertiban umum, Insya Allah JGFW akan menjaga maruah adat dan budaya Minangkabau juga, mohon dukungan," katanya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Bukittinggi, AKP Ghanda Novidiningrat mengatakan, fenomena peragaan busana JGFW membuat polisi menyarankan untuk menggelar kegiatan serupa di tempat yang lebih representatif.
"Terkait viralnya kegiatan 'fashion week" di Jakarta yang ternyata pengaruhnya sampai ke Kota Bukittinggi, kami menyarankan digelar di tempat yang lebih representatif," kata AKP Ghanda Novidiningrat, di Bukittinggi, Rabu (27/7/2022).
Ia juga mengungkapkan dukungannya terhadap pertumbuhan kreativitas kaum milenial. Namun pelaksanaannya tidak harus di jalan raya yang berpotensi mengganggu pengguna jalan.
"Saya selaku Kasatlantas mendukung dengan pertumbuhan kreativitas kaum millenial saat ini, namun alangkah lebih baiknya apabila kegiatan kreativitas itu bagusnya tidak mengganggu kepentingan masyarakat lain, mungkin tidak semua terganggu, tapi pasti ada yang terganggu," kata Ghanda.
Dia menyarankan JGFW digelar di tempat yang lebih luas sehingga penikmat kreativitas itu tidak terganggu.
"Saya rasa tempat yang lebih pas yaitu di pelataran Jam Gadang karena lahannya lebih luas daripada ruas jalan raya yang ada," pungkasnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya