Menurut Widiyarti Rochmaningtiyas Caturputri dalam kajiannya "Mantra Weda Dalam Upacara Satu Suro Di Pendopo Agung Trowulan Jawa Timur", mantra weda biasanya dilantunkan oleh orang 'khusus'. Artinya, mantra ini tidak dilantunkan oleh sembarang orang.
Masyarakat Trowulan menyebut mantra weda seperti semacam obat. Masyarakat percaya bahwa mantra ini adalah doa mujarab yang dapat melindungi diri dari bahaya, penyakit, dan keburukan lain yang bersifat angkara murka.
Itulah yang mendasari mengapa mantra ini selalu dibacakan dalam upacara peringatan 1 Suro di Pendopo Agung. Mantra ini dianggap sesuai dengan kesakralan malam 1 Suro.
Mayoritas Masyarakat yang Membacakan Mantra Weda Beragama Islam
Mantra Weda telah menjadi bagian dalam rangkaian upacara Suro di Trowulan sejak tahun 80-an hingga sekarang. Pembacaan ini biasanya turut mengundang tokoh masyarakat dari berbagai kota.
Editor : Trisna Eka Adhitya