get app
inews
Aa Text
Read Next : Elon Musk Tutup Kantor X di Brasil, Ini Sebabnya

Elon Musk Berulah, Batalkan Pembelian Twitter

Sabtu, 09 Juli 2022 | 15:47 WIB
header img
Elon Musk batal beli Twitter. (iNews.id/Reuters)

NEW YORK, iNews.id - Elon Musk disebut membatalkan kesepakatan rencana pembelian Twitter senilai 44 miliar dolar AS pada Jumat (8/7/2022) waktu setempat. Pembatalan oleh CEO Tesla itu dilakukan dengan mengirim surat ke dewan direksi Twitter yang menyatakan pembatalan akuisisi. 

Twitter pun memberikan reaksi keras terhadap pernyataan miliarder dunia tersebut. Padahal dewan twitter berkomitmen untuk mencapai kesepakatan transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati Musk.

Ketua Dewan Direksi Twitter Bret Taylor menyatakan, akibat pernyataan sepihak Musk ini, mereka akan mengambil langkah hukum untuk menegakkan perjanjian merger. 

"Dan berencana melakukan tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin akan menang di Delaware Court of Chancery," cuit dia pada akunnya di Twitter, dikutip dari Time, Sabtu (9/7/2022).  

Kemungkinan terurainya kesepakatan hanyalah putaran terbaru dalam kisah antara orang terkaya di dunia dan salah satu platform media sosial paling berpengaruh. Sebagian besar drama telah berputar di Twitter, dengan Musk – yang memiliki lebih dari 100 juta pengikut – menyesali perusahaan itu gagal memenuhi potensinya sebagai platform untuk kebebasan berbicara. 

Twitter bisa saja mendapatkan biaya penghentian sebesar 1 miliar dolar AS yang disetujui Musk untuk dibayar dalam kondisi tersebut. Namun, mereka lebih memilih berjuang untuk menyelesaikan kesepakatan yang telah disetujui oleh dewan perusahaan dan CEO Twitter Parag Agrawal bersikeras ingin mewujudkan kesepakatan tersebut. 

Akibat kabar itu, saham Twitter turun 5 persen menjadi 36,81 dolar AS, jauh di bawah harga yang ditawarkan Musk sebesar 54,20 dolar AS. Sedangkan saham Tesla naik 2,5 persen menjadi 752,29 dolar AS.

Pengacara Musk, Mike Ringler menulis dalam surat ke Twitter, selama hampir dua bulan Musk telah mencari data untuk menilai prevalensi akun palsu atau spam di platform media sosial. 

"Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan kepada Tuan Musk," bunyi isi surat itu.

Dikatakan juga informasi tersebut sangat penting untuk kinerja bisnis dan keuangan Twitter, dan itu diperlukan untuk menyelesaikan perjanjian merger. 

"Ini adalah skenario bencana untuk Twitter dan dewannya," tulis analis Wedbush Dan Ives dalam sebuah catatan kepada investor.  

Dia memperkirakan pertarungan pengadilan yang panjang oleh Twitter untuk memulihkan kesepakatan atau mendapatkan biaya perpisahan 1 miliar dolar AS yang ditentukan dalam kontrak. 

Pada Kamis (7/7/2022), Twitter berusaha menjelaskan lebih lanjut tentang cara menghitung akun spam dalam briefing dengan jurnalis dan eksekutif perusahaan. Twitter menyatakan menghapus 1 juta akun spam setiap hari.  

Akun spam mewakili jauh di bawah 5 persen dari basis pengguna aktifnya setiap kuartal. Untuk menghitung berapa banyak akun yang merupakan spam berbahaya, Twitter mengatakan, perusahaan meninjau ribuan akun yang diambil sampelnya secara acak, menggunakan data publik dan pribadi seperti alamat IP, nomor telepon, geolokasi, dan bagaimana perilaku akun saat aktif, untuk menentukan apakah sebuah akun adalah nyata. 

Adapun keinginan Musk untuk membeli Twitter dimulai pada akhir Maret. Saat itulah Twitter mengatakan dia menghubungi anggota dewan - termasuk salah satu pendiri Jack Dorsey - dan memberi tahu mereka bahwa dia membeli saham perusahaan dan tertarik untuk bergabung dengan dewan.  

Kemudian pada 4 April, dia mengungkapkan dalam pengajuan peraturan telah menjadi pemegang saham terbesar perusahaan setelah mengakuisisi 9 persen saham senilai sekitar 3 miliar dolar AS. Pada awalnya, Twitter menawarkan Musk kursi di dewan. 
Tetapi enam hari kemudian, Agrawal mentweet bahwa Musk tidak akan bergabung dengan dewan. Setelah itu, Musk justru mengajukan penawaran untuk membeli Twitter. 

Musk saat itu setuju untuk membeli Twitter seharga 54,20 dolar AS per saham. Dia menjual saham Tesla senilai 8,5 miliar dolar AS untuk membantu mendanai pembelian tersebut. 

Di internal Twitter, tawaran Musk awalnya disambut dengan kebingungan, terutama setelah Musk secara terbuka mengkritik salah satu pengacara top Twitter yang terlibat dalam keputusan moderasi konten. Ketika eksekutif Twitter bersiap untuk mencapai kesepakatan, perusahaan justru menghentikan perekrutan, menyetop pengeluaran diskresioner dan memecat dua manajer puncak. Perusahaan juga telah memberhentikan staf, yang terakhir adalah bagian dari tim akuisisi bakatnya.
 

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut