WASHINGTON, iNews.id - Gempa bumi bermagnitudo 6,1 terjadi di Afghanistan pada Rabu (22/6/2022). Sedikitnya 1.000 nyawa melayang akibat peristiwa ini.
Beberapa negara mulai menawarkan bantuan untuk untuk pemerintahan yang dikuasai Taliban. Tak terkecuali Amerika Serikat (AS) yang akan mengirimkan bantuan untuk Afganistan.
"Kami berkomitmen melanjutkan dukungan bagi rakyat Afghanistan, saat kami berdiri bersama mereka selama dan setelah tragedi mengerikan ini," kata Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan, melalui pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih, dikutip dari Reuters, Kamis (23/6/2022).
Sementara itu PBB berkoordinasi dengan Turki untuk mengirim tim ke Afghanistan yang akan membantu otoritas setempat menyelamatkan dan mengevakuasi korban dari reruntuhan.
Wakil Utusan PBB di Afghanistan Ramiz Alakbarov mengatakan pihaknya tidak punya kemampuan SAR untuk gempa Afghanistan. Dalam hal ini dia menilai Turki punya kesempatan untuk mengirim sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan.
"Kami membicarakan ini dengan kedutaan besar Turki di sini (Kabul) dan mereka masih menunggu permintaan resmi," kata Alakbarov.
Selain AS, Jepang juga segera mengirim bantuan ke Afghanistan. Wakil Sekretaris Kabinet Seiji Kihara mengatakan pemerintah sedang mengoordinasikan langkah-langkah untuk memberikan dukungan yang diperlukan sesegera mungkin, termasuk mempelajar kondisi guna memastikan bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan para korban.
Pejabat manajemen bencana Afghanistan mengatakan korban tewas akibat gempa telah menembus 1.000 orang hingga Rabu malam. Sementara korban luka lebih dari 600 orang.
Jumlah korban diperkirakan masih bisa bertambah bertambah seiring masuknya informasi dari desa-desa terdampak yang berada di pegunungan. Menurut Alakbarov, pemerintahan Taliban sejauh ini baru meminta bantuan dalam bentuk barang kebutuhan, bukan tim SAR internasional.
PBB sudah meminta negara-negara di kawasan untuk menyediakan SDM untuk membantu para korban di Afghanistan.
"Tim kami tidak punya peralatan khusus untuk menyelamatkan orang yang tertimbun reruntuhan. Ini sebagian besar bergantung pada upaya otoritas de facto (Taliban), yang juga memiliki keterbatasan dalam hal ini," katanya.
PBB sejauh ini telah mengirimkan sekitar 10 ton pasokan medis penting ke wilayah tersebut dan mengerahkan 20 tim kesehatan. Berdasarkan penilaian cepat atas situasi di lokasi Afghanistan setidaknya membutuhkan dana segera 15 juta dolar AS untuk penanganan darurat.
Editor : Trisna Eka Adhitya