MOJOKERTO, iNews.id - Pemkot Mojokerto melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) memperingati hari hipertensi sedunia dengan melakukan deteksi dini terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) Hipertensi dan Diabetes Melitus. Digelar di Mal Pelayanan Publik (MPP) Gajah Mada, Rabu (18/5/2022), deteksi dini ini dilakukan kepada para pegawai baik ASN maupun non ASN yang ada di lingkungan Pemkot Mojokerto.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengungkapkan, untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, pelayan publik perlu memiliki kondisi kesehatan yang prima.
"Sebagai seorang abdi negara yang memiliki tugas memberikan pelayanan terhadap masyarakat, kita perlu untuk menjaga performa kita, salah satu performa yang harus kita jaga adalah terkait dengan kondisi kesehatan," jelasnya.
Dengan memiliki kondisi tubuh yang sehat, maka otomatis masyarakat akan terlayani dengan baik. Oleh karenanya, deteksi dini rutin terhadap kondisi tubuh para abdi negara perlu dilakukan.
Wali Kota Ning Ita, panggilan akrab Ika Puspitasari juga mengatakan, akan memberikan layanan khusus bagi para ASN yang dari hasil deteksi dini yang dilakukan pada hari ini terjangkit PTM hipertensi. Caranya adalah dengan membentuk Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang ada di MPP Gajah Mada guna memudahkan para abdi negara ini untuk melakukan cek kesehatan secara rutin.
Selain untuk para ASN, Pemkot Mojokerto juga memperhatikan masyarakat Kotanya. Melalui 99 tenaga pendamping kesehatan Health Care Community Indonesia (HCI), masyarakat yang berada di 18 kelurahan se-Kota Mojokerto terus dipantau kesehatannya.
"Karena kami ingin seluruh masyarakat Kota Mojokerto sehat, semuanya bisa memiliki umur panjang yang produktif dengan derajat kesehatan yang maksimal," ungkap Ning Ita.
Selain melakukan deteksi dini, Ning Ita juga meminta agar baik para ASN maupun masyarakat untuk selalu menjaga pola hidup sehat. Ini juga sebagai upaya untuk membantu Pemkot dalam menekan angka penderita PTM yang mengalami peningkatan.
Kota Mojokerto sendiri di tahun 2020 sebanyak 14,9 persen atau setara 15.000 warga telah terjangkit PTM, sedangkan di tahun 2021, jumlahnya meningkat menjadi 28,6 persen atau sekitar 29.700 orang yang telah melakukan deteksi dini. Jumlah ini memang masih lebih rendah daripada rata-rata penderita PTM di Jatim dengan prosentase sebanyak 34 persen.
"Pelayanan kesehatan tidak hanya upaya kuratif, namun yang terpenting adalah justru preventif dan promotifnya, masyarakat kita sadarkan bagaimana agar mereka bisa menjalankan pola hidup yang sehat," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes PPKB Kota Mojokerto dr. Triastutik Sri Prastini mengatakan, PTM Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit yang memiliki prevalansi tinggi.
"Bahwa dari 10 orang, 4 orang diantaranya adalah penderita hipertensi, dan hipertensi ini dikatakan sebagai silent killer," katanya.
Ia juga mengatakan, penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan. Oleh karenanya, deteksi dini dan pola hidup sehat menjadi penting dilakukan masyarakat agar dapat meningkatkan kualitas hidup.
"Kita ketahui juga pada saat pandemi Covid-19 penyakit tidak menular hipertensi dan diabet itu merupakan komorbit yang paling besar yang mengakibatkan kematian yang banyak," tegasnya.
Diketahui, peringatan Hari Hipertensi Sedunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Di tahun ini, Pemkot memberikan tes deteksi dini kepada 100 orang yang berasal dari perwakilan 18 Kelurahan dan OPD di lingkungan Pemkot Mojokerto.
Tahun 2022 ini tema yang diambil adalah "Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup Sehat Lebih Lama". Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait