DUBLIN, iNews.id - Para ilmuwan membuktikan kebenaran teori dalam film Indiana Jones and Kingdom of the Crystal Skull yang menyatakan bahwa racun kalajengking berukuran kecil lebih berbahaya dibanding yang berukuran besar. Pembuktian itu dibuktikan dari hasil penelitian para peneliti di National University of Ireland, Galway (NUI Galway).
Para ilmuwan ini melakukan analisis terhadap 36 spesies dan menemukan arakhnida (arthropoda, seperti laba-laba atau kalajengking) yang lebih besar memiliki racun yang kurang kuat. Sedangkan spesies dengan ukuran kecil serta memiliki penjepit yang kecil memiliki racun yang jauh lebih berbahaya.
Salah satu kalajengking terkecil yakni kalajengking kuning Brazil memiliki racun 100 kali lebih kuat daripada kalajengking batu yang ukurannya jauh lebih besar. Kemudian racun yang ditemukan pada spesies dengan penjepit terkecil, termasuk kalajengking ekor tebal Afrika Selatan, sepuluh kali lebih kuat daripada yang memiliki penjepit terbesar dan paling kuat, seperti kalajengking emas Israel.
Dr Kevin Healy, Dosen Zoologi di NUI Galway dan penulis senior studi tersebut, hal ini terjadi akibat adanya evolusi kalajengking dalam mempertahankan diri dan menangkap mangsanya. Perbandingan energi kalajengking yang memiliki penjepit lebih besar dinilai menghasilkan energi yang lebih besar pula.
Hal itulah yang kemudian membuat kalajengking dengan capit yang besar hanya membutuhkan sedikit energi untuk menggunakan senjata racunnya. Sehingga bagi kalajengking berukuran besar, senjata fisik dari penjepit lebih diunggulkan ketimbang racun dalam keseharian kalajengking.
Sementara spesies yang lebih kecil telah berevolusi dalam mengembangkan racun yang lebih kuat untuk melindungi diri mereka. “Ketika kami melihat racun kalajengking yang paling kuat dan berbahaya, kami menemukan bahwa mereka cenderung terkait dengan spesies seperti deathstalker yang relatif kecil,” kata Dr Healy.
"Sebaliknya, spesies terbesar seperti kalajengking batu memiliki racun yang cenderung hanya menyebabkan sedikit rasa sakit," lanjut Dr Healy dikutip dari laman irishtimes, Senin (25/4/2022).
Penelitian ini selain bertujuan untuk membuktikan teori dalam film Indiana Jones, juga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan global akibat sengatan kalajengking. Dimana sengatan kalajengking menimbulkan lebih dari satu juta kasus dan ribuan kematian setiap tahun.
Dengan adanya penelitian ini, menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan pendekatan medis terhadap sengatan kalajengking dalam segi medis. Para ilmuwan ini telah mempublikasikan penelitian mereka di jurnal internasional Toxin.
"Mengidentifikasi spesies yang berbahaya sangat penting untuk memberikan perawatan yang benar. Sebagian besar korban yang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah setelah sengatan kalajengking adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun," kata Dr Michel Dugon, Kepala Lab Sistem Venom di NUI Galway dan penulis senior studi tersebut.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait