Pasar Keramat di Mojokerto Genap 3 Tahun, Wamen PPPA Soroti Penyajian Pangan Lokal oleh Ibu-ibu

Zainul Arifin
Pasar Keramat di Mojokerto Genap 3 Tahun, Wamen PPPA Soroti Penyajian Pangan Lokal oleh Ibu-ibu. Foto: iNewsMojokerto/Instagram

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Bupati Mojokerto Muhammad Albarra dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan hadir pada peringatan 3 tahun Pasar Keramat di Desa Warugunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (14/12/2025).

Albarra menegaskan, Pasar Keramat bukan sekedar ruang transaksi, melainkan wadah ekonomi rakyat yang memberi penghidupan bagi pedagang kecil, petani, perajin, pelaku kuliner tradisional, hingga seniman lokal.

“Hasil bumi lokal terserap, produk UMKM dikenal luas, dan pendapatan keluarga meningkat. Tradisi unik seperti penggunaan koin kayu untuk berbelanja serta sajian kuliner tradisional tanpa bahan pengawet menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung,” kata Gus Barra sapaan akrabnya.

Ia juga menyinggung sejarah Mojokerto sebagai pusat tiga kerajaan besar: Mataram Kuno, Kahuripan di masa Airlangga, dan Majapahit. Ia menilai perlunya generasi penerus menjaga warisan budaya tersebut.

“Jadi, Mojokerto merupakan sebuah kabupaten yang pernah disinggahi tiga kerajaan besar. Oleh karena itu, budaya di Kabupaten Mojokerto sangat kuat dan kental sekali. Maka, Pasar Keramat ini adalah bagian dari menjaga warisan budaya leluhur kita,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri PPPA Veronica Tan menekankan pentingnya kesetaraan dan penghargaan terhadap peran perempuan.

“Inilah kesetaraan sesungguhnya yang saya rasakan hari ini. Saya ingin tulus dari dalam hati, bersama-sama memberikan apresiasi, penghargaan, doa kita kepada mama kita, karena semua kita ada di sini berkat rahim seorang perempuan. Mari hari ini kita renungkan sejenak dan ucapkan terima kasih dari dalam hati kita kepada mama kita semua,” katanya.

Veronica menyoroti bagaimana sajian pangan lokal yang disiapkan oleh para ibu di Pasar Keramat mencerminkan kebahagiaan dan dukungan keluarga.

“Di sini kita bisa melihat bagaimana penyajian pangan lokal dibuat oleh para mama-mama tanpa MSG, benar-benar dari hati. Itu terjadi karena di rumah mereka mendapat dukungan dari para ayah. Sebuah rumah yang bahagia lahir dari komunikasi yang saling menghargai, kata-kata yang manis, apresiasi, dan rasa syukur. Ketika mama merasa dihargai, mereka bisa berkarya dengan hati yang bahagia, dan hasilnya kita nikmati bersama di Pasar Keramat,” jelasnya.

Menurutnya, kesetaraan dalam keluarga akan menciptakan ruang aman bagi anak-anak. “Ketika dalam keluarga kata-kata yang kita ucapkan adalah kata-kata mendukung, menghargai, dan membangun komunikasi antara ayah dan ibu, maka anak-anak akan tumbuh dalam ruang yang aman,” katanya.

“Ini adalah hasil karya dari dalam hati para perempuan, mama yang diberikan ruang untuk berekspresi, mempunyai akses, bisa berdaya, dan pada ujungnya mereka bisa memberikan sumbangsih ekonomi bagi Kabupaten Mojokerto,” imbuhnya.

Veronica menegaskan bahwa Pasar Keramat adalah hasil karya masyarakat yang bergerak dari bawah. “Kalau saya lihat, ini adalah panggung ekspresi. Siapa pun boleh memberikan inovasi dan kreasi mereka. Pemerintah mendukung dan memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan warga masyarakat yang sudah bergerak dari bawah. Harapan kami, ruang ini menjadi tempat positif bagi anak-anak kita sekaligus melestarikan warisan budaya yang akan diteruskan ke generasi berikutnya," ujarnya.

Editor : Zainul Arifin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network