“Kami hadir untuk mengelola energi negara, bukan untuk menguasai rakyat. Semua kegiatan harus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar,” tegas perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa).
Namun di tingkat lapangan, idealisme pengelolaan energi kerap terhenti di tangan pihak ketiga. Oknum tertentu justru memperkeruh suasana dengan menebar narasi sesat bahwa proyek migas hanya menguntungkan investor.
Seorang tokoh masyarakat di Banyuates mengingatkan masyarakat agar tidak mudah diadu domba.
“Warga jangan mau diadu. Migas itu milik bangsa, bukan milik segelintir orang. Kalau ada yang menutup informasi atau memanfaatkan situasi, berarti ada yang disembunyikan,” tegasnya.
Ning Lia menambahkan menanggapi dinamika tersebut, pemerintah daerah bersama SKK Migas diminta untuk memperkuat edukasi publik agar masyarakat memahami bahwa kehadiran migas di Madura bukanlah ancaman, melainkan peluang besar bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Namun peluang itu hanya akan benar-benar terasa bila dikelola dengan jujur, transparan, dan tanpa permainan tangan-tangan tersembunyi.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait
