MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Ribuan anak di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur putus sekolah. Faktor penyebabnya karena budaya dan ekonomi. Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto merilis angka kasus anak putus sekolah pada 2024 sebanyak 4.936 anak. Sementara pada 2025 ini masih tembus 4.508 anak.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Liswati menyebut, data itu diambil dari dashboard Kemdikdasmen.
Sementara, menurut United Nations International Children's Emergency Fund (Unicef) ada dua faktor utama alasan anak putus atau tidak sekolah. Pertama adalah faktor budaya, bisa disebabkan pernikahan dini, faktor keluarga dan lingkungan kurang baik.
"Kalo penyebab yang spesifik anak tidak sekolah di Kabupaten Mojokerto menurut Unicef secara umum karena faktor budaya dan ekonomi," kata Liswati, Kamis (24/7/2025).
Ia mengatakan Pemkab Mojokerto telah melakukan berbagai langkah demi menekan angka anak putus sekolah di Bumi Majapahit. "Kami terus melakukan koordinasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan sosialisasi pendidikan di masyarakat," urainya.
Kemudian, Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto mengoptimalkan peran pendidikan nonformal yang dikelola pemerintah daerah seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Keduanya disebutnya sebagai sarana melakukan pendekatan terhadap anak-anak tidak sekolah berdasarkan data yang sudah ada. "Melakukan kegiatan peningkatan life skill untuk murid paket C di pendidikan kesetaraan sebagai bekal pengetahuan kebutuhan dunia kerja," pungkasnya.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
