Dugaan pemerasan muncul setelah netizen mendapati bahwa Codeblu disebut meminta bayaran ratusan juta rupiah sebagai bagian dari 'kerjasama campaign' dengan pihak toko kue. Hal ini memicu spekulasi bahwa Codeblu menggunakan pengaruhnya untuk menekan pihak bisnis guna mendapatkan keuntungan finansial.
Menanggapi tudingan tersebut, Codeblu memberikan klarifikasi bahwa tidak ada transaksi berupa fee untuk menghapus video. Menurutnya, tawaran yang ia ajukan kepada toko kue CT murni berupa kerja sama untuk meningkatkan kualitas produk melalui kampanye pemasaran.
"Saya tidak pernah meminta bayaran untuk menurunkan video. Itu adalah kerja sama kampanye. Kalau tidak mampu membayar, tidak perlu ikut," jelas Codeblu dalam pernyataannya.
Seruan Boikot dan Reaksi Netizen
Kasus ini semakin panas setelah netizen mulai menyerukan boikot terhadap Codeblu. Di platform media sosial X, sebuah unggahan dari akun @bacottetangga__ yang berisi seruan boikot terhadap Codeblu telah mendapat perhatian lebih dari 1,3 juta pengguna.
Banyak netizen menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap cara Codeblu bekerja sebagai food reviewer. Beberapa warganet bahkan menyatakan bahwa tindakan seperti ini dapat merugikan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang bergantung pada reputasi mereka di dunia digital.
"Gue suka review jujur, tapi jangan memeras pemilik usaha juga," kata akun @du***.
"Tukang peras," sambung @ka***.
"Oh ini orang yang memeras Rp350 juta itu?" tambah @in***.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait