Tekan Stunting, Anggota DPR RI Ini Beri Usulan Menarik Melalui Ikan

Trisna Eka Adhitya
Anggota Komisi 4 DPR RI Riyono. (Foto: istimewa)

JAKARTA, iNewsMojokerto.id - Anggota Komisi IV DPR RI Riyono mengungkap data soal Indonesia yang dihadapkan kasus stunting cukup tinggi. Ada 22 balita yang stunting diantara 100 bayi.

“Angka yang cukup memprihatinkan. Perlu langkah ‘esktrim’ untuk menuntaskan stunting dengan kebijakan yang konsisten serta sistemik. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya,” ujar pria yang terpilih dari Dapil Jatim VII ini.

Target angka stunting 14% di tahun 2024, kata Riyono, nampaknya berat tercapai, 2023 masih ada 21.6% angka bayi stunting.

“Artinya dalam setahun perlu dipotong sampai 7%, sulit tercapai karena akibat pandemi serta tekanan ekonomi membuat daya beli rakyat menurun,” tegasnya.

Riyono sebagai Anggota Komisi 4 DPR melihat potensi ikan sebagai sumber protein yang mampu memberikan daya kejut bagi pengentasan bayi stunting. Gemari atau gerakan makan ikan dengan program 1 hari 1 ikan penting untuk dilaksanakan oleh keluarga kader dan rakyat Indonesia.

“Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan memiliki kandungan asam lemak, Omega 3, Omega 6 dan Omega 9 sangat relevan sebagai salah satu sumber gizi untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting,” jelas Riyono.

Saat ini, lanjut Riyono, angka konsumsi ikan Nasional tahun 2021 mencapai 55 kilogram per kapita setara ikan utuh segar. Target angka konsumsi ikan tahun 2024 sekitar 62,5 kilogram per kapita setara ikan utuh segar. 

Percepatan konsumsi ikan bagi ibu hami dan rakyat harus terus dipacu, nelayan sebagai pelaku dan penghasil ikan harus diberikan perhatian khusus agar lebih cepat bangkit dari kemiskinan.

“Gerakan one day one fish atau 1 hari 1 ikan bagi keluarga Indonesia yang digagas PKS setidaknya memberikan kontribusi penting untuk mencegah stunting sekaligus memberantas kemiskinan ekstrim di wilayah pesisir,” terangnya.

Pertama, kata Riyono, penurunan angka stunting 7% dalam 1 tahun harus didorong dengan peningkatan konsumsi ikan bisa mencapai minimal 5–8 kg/bulan atau minimal 60 kg/tahun. Bahkan bisa kita dorong 100–120 kg/tahun seperti Jepang, atau minimal 80 kg/tahun seperti Malaysia.

“Jika ini bisa dilakukan maka stunting bisa cepat turun. Ikan yang baik untuk dikonsumsi anak seperti ikan kembung, salmon, nila, tuna, cakalang, gabus, lele,” sebut Riyono.

Kedua, lanjutnya, one day one fish akan memberikan potensi ekonomi kurang lebih hampir 13–20 juta ton ikan akan terbeli. Masyarakat Indonesia jumlahnya 260 juta. 

Kalau dikalikan dengan tingkat konsumsi ikan per tahun yang sekitar 53 kg per orang maka kita membutuhkan sekitar 13 juta ton. Ada potensi ekonomi 13 juta x 5000 = 780 Milyar/tahun, itu baru satu jenis ikan. Jelas program ini akan memberikan dampak ekonomi yang baik untuk wilayah pesisir.

“Dua alasan tadi sudah cukup untuk mendorong nelayan dan bangsa Indonesia melahirkan generasi cerdas, mencegah stunting. Ayo kita dorong one day one fish menuju Indonesia emas 2045,” tutup Riyono.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network