MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Isu Cabup Mojokerto nomor urut 1, Ikfina Fahmawati suka mengabaikan wakilnya, menyeruak ke publik sejak tahap awal Pilbup Mojokerto 2024. Cawabup Sa'dulloh Syarofi (Gus Dulloh) yang kini mendampingi Ikfina pun memberikan penjelasan cerdas untuk menepis isu tersebut.
Penjelasan tersebut disampaikan Gus Dulloh saat kampanye di Desa Candiwatu, Pacet, Mojokerto. Karena beredar isu di medsos kalau dirinya bakal diabaikan Ikfina setelah memenangkan Pilkada 2024. Seperti yang konon dialami Wabup Mojokerto periode 2021-2024, Muhammad Albarraa atau Gus Barra.
"Orang yang bisa bilang seperti itu ada 2 kemungkinan. Pertama, tak pernah ikut organisasi. Kedua, ikut organisasi tapi tak mengerti aturan-aturan organisasi," kata Gus Dulloh di lokasi kampanye, Senin (11/11/2024).
Gus Dulloh menjelaskan, Pemkab Mojokerto merupakan sebuah organisasi. Menurutnya, sebuah organisasi mempunyai susunan jabatan dengan tanggung jawab dan tugas masing-masing.
Begitu pula dengan bupati dan wakil bupati. Sehingga tidak rasional apabila ada wabup yang merasa tidak diberi peran, tidak difungsikan, bahkan merasa diabaikan oleh bupati.
"Nyatanya itu (Wabup Mojokerto, Gus Barra) tidak diberi pekerjaan. Bupati bukan pemberi pekerjaan karena semua punya pekerjaan masing-masing. Kalau (wabup) tidak bergerak sama sekali, kemungkinannya 2. Pertama, tidak mengerti pekerjaannya. Kedua, memang tidak mau bekerja," jelasnya.
Berbagai jabatan diciptakan, lanjut Gus Dulloh, untuk memberi manfaat kepada organisasi. Putra Pengasuh Ponpes Salafiyah Al Misbar KH Chusaini Ilyas ini mempunyai pengalaman 3 kali mengemban jabatan wakil ketua di organisasi berbeda. Salah satunya menjadi Wakil Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto.
"Saya menjadi Wakil Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, nyatanya saya bisa menemukan apa yang bisa saya kerjakan. Karena saya paham apa yang harus saya kerjakan. Wakil bupati pun punya tugas dan manfaat untuk Pemkab Mojokerto. Kalau tidak mau melakukan apa pun, artinya memang tidak mau bekerja," ungkapnya.
Gus Dulloh meminta masyarakat Kabupaten Mojokerto tak perlu khawatir dirinya nanti bakal menjadi cadangan bupati apabila pasangan Ikfina-Gus Dulloh (Idola) memenangkan Pilkada 2024. Sebab bupati dan wabup mempunyai tugas pokok dan fungsi (tupoksi), tanggung jawab dan kewajiban masing-masing.
"Misalnya pekerjaan pemimpin Kabupaten Mojokerto ada 100, yang bisa dikerjakan bupati 60, maka wakil wajib mengerjakan yang 40. Maka jangan merasa diabaikan, gerak saja. mana yang tidak dikerjakan bupati, maka itu tugasnya wakil," tegasnya.
Cawabup Mojokerto nomor urut 1 ini juga menepis isu tentang dirinya mencalonkan diri tanpa restu dari ayahnya, Kiai Chusaini. Ia menegaskan bahwa pencalonannya bersama ikfina dalam Pilbup Mojokerto 2024 karena perintah dan restu sang ayah semata. Sehingga bukan untuk mengejar kekayaan, apalagi ingin terkenal.
"Saya berani bersumpah saya maju karena diperintah dan direstui bapak saya. Kalau untuk mengejar materi, lebih baik saya jadi pengusaha, hasilnya lebih banyak. Ada yang menyebut saya ingin terkenal. Allahuakbar, saya menggantikan bapak mengaji ke sana ke mari, mengaji rutin, sudah terkenal dengan sendirinya," cetusnya.
Menurut Gus Dulloh, Ikfina sangat senang bisa mengandengnya di Pilbup Mojokerto 2024. Sebab apabila terpilih, perannya ke depan bakal membuat Ikfina tak terlalu kerepotan menahkodai Kabupaten Mojokerto. Terlebih ia mempunyai bekal pendidikan S1 ekonomi pembangunan dan S2 manajemen keuangan.
"Itu ilmu pemerintahan semua. Kalau terpilih, ilmu saya, perasaan saya dan kerja keras saya 100% akan saya dedikasikan untuk Kabupaten Mojokerto. Maka 27 November 2024 tancap gas, coblos nomor 1," ujarnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait