Tragedi di Jombang Culture Carnival, Peserta Pingsan Diduga Kelelahan dan Kepanasan

Zainul Arifin
Petugas medis saat membawa salah satu penonton Jombang Culture Carnival (JCC) yang pingsan untuk diberikan pertolongan. (Foto: Zainul Arifin)

Plh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang, Wor Windari menyampaikan, Jombang Culture Carnival bukan sekedar pawai kendaraan, tapi ada marketing terkait potensi dan unggulan dari setiap Kecamatan.

"Setiap Kecamatan wajib buat promosi potensi di depan panggung selama 2-3 menit dalam bentuk cerita atau drama kolosal atau pidato penjelasan dengan bukti produk yang dimiliki Kecamatan terkait sebagai peserta," katanya kepada wartawan.

Perpaduan budaya Jombang dan budaya santri merupakan kearifan lokal yang menjadi kelebihan dari Kabupaten Jombang. Semua peserta berlomba-lomba menampilkan kreativitas dan inovasinya untuk mengenalkan potensi wisata dan ekonomi di Jombang.

"JCC ini untuk mendorong, mengembangkan mengenalkan Jombang, tidak hanya secara nasional tapi internasional. Menjadi daya tarik berbagai pihak, termasuk para investor dan asosiasi pengusaha melihat potensi Kabupaten Jombang," katanya.

Ia menambahkan bahwa Jombang Culture Carnival juga menjadi simbol keharmonisan. Meski disebut Kota Santri, namun di Jombang terdapat sejumlah perbedaan budaya dan agama.

"Simbol keharmonisan dari berbagai perbedaaan. Dimana mampu menyikapi keberagaman tanpa memicu konflik dan memperkuat persatuan dengan semangat nasionalisme," imbuhnya.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network