JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Buku KH Abdul Wahab Hasbullah pendiri NU penggerak NKRI karya H Abdul Mun'im DZ dilaunching UNWAHA (Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah) Jombang. Peluncuran buku itu dilaksanakan di aula kampus, Jl Garuda, Tambakrejo Tambakberas, Jombang, Sabtu (12/10/2024).
Hadir dalam peluncuran buku itu, putra dan putri almarhum KH Abdul Wahab Hasbullah, para kiai Pondok Pesantren Bahrul Ulum, akademisi, civitas akademika serta mahasiswa UNWAHA Jombang.
Buku itu mengisahkan sosok K.H. Abdul Wahab Hasbullah, seorang tokoh sejarah yang fenomenal dan seorang penggerak multi talenta. Dikenal sebagai ulama alim, yang memimpin Nahdlatul Ulama (NU), organisasi ulama terbesar di Indonesia.
Disebutkan dalam buku itu, Kiai Wahab tidak hanya berdakwah, tetapi juga memainkan peran penting di berbagai bidang. Ia adalah pejuang yang tangguh di medan perang, politisi yang piawai, diplomat ulung, seniman kreatif, advokat yang disegani, dan jurnalis yang mumpuni. Semua keahlian itu, dijalankan dan dialami dengan kesungguhan, demi membela masyarakat dan negara.
"Buku ini menceritakan ajaran Kiai Wahab, dengan segala background-nya, yakni pesantren, NU dan di politik. Di NU-nya itu ya di pesantren, kemudian politik pernah di DPR dan sebagainya," kata Mun'im seusai memberikan pemaparan buku itu di hadapan civitas akademika UNWAHA.
Dijelaskan bahwa Kiai Wahab begitu mendalam khidmahnya di NU, organisasi yang dipimpinnya, sehingga K.H. Saifuddin Zuhri menjuluki sebagai NU dalam praktik. Seluruh pikiran, sikap dan tindakan Kiai Wahab itu dipandang sebagai cerminan dari doktrin NU itu sendiri. Suatu kombinasi antara akhlak yang luhur, dedikasi yang tinggi, penuh keberanian karena dilandasi ikhlas.
Fikiran, sikap, dan langkah Kiaj Wahab sebagaimana dipraktikkan dan dialami selama karirnya di NU merupakan pengejawantahan dari nilai dasar NU yang tidak lain adalah ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.
"Bagi Kiai Wahab sendiri, NU merupakan sebagai wasilah (sarana) menuju keselamatan di dunia dan akhirat, sesuai dengan tuntunan Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah, dam sekaligus sebagai sarana mengabdi pada negara, untuk mewujudkan masyarakat dan negara yang berdaulat, religius," sebut Mun'im.
Disampaikan Mun'im, Kiai Wahab adalah seorang pemimpin visioner, selalu memikirkan persoalan jauh ke depan, dan selalu bertindak strategis, karena menguasai geopolitik internasional, sehingga dalam berpolitik, tidak pernah berspekulasi, melainkan bertindak berdasarkan pemahaman yang jelas tentang situasi dan peta pertarungan.
"Dengan begitu, bisa mengambil sikap dan posisi secara tepat, sehingga tahu tindakan apa yang harus dilakukan. Meski dalam sitasi sulit tetap optimis, apalagi sebagai seorang Rais Aam pemimpin tertinggi NU, Kiai Wahab selalu aktif memberikan irsyad (arahan), agar Nahdliyin di seluruh penjuru tanah air tahu bagaimana harus bersikap dan ke mana harus bertindak sehingga mereka melek politik tahu arah dan bersemanga karena punya harapan," ujarnya.
Ia menjelaskan, kiprah pertama Kiai Wahab untuk bangsanya dimulai dengan mendirikan kelompok diskusi Nahldatul Wathan (Kebangkitan Bangsa) pada tahun 1916, kemudian berkembang menjadi Madrasah Nahdalatul Wathan. Juga mendirikan kelompok studi bernama Tashwirul Afkar (dialog pemikiran) pada tahun 1918, semuanya bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan menumbuhkan semangat cinta tanah air pada bangsanya yang masih terjajah.
"Tidak hanya itu, Kiai Wahab juga mengajarkan kemandirian ekonomi dengan mendirikan serikat dagang yang disebut Nahdlatut Tujjar," katanya.
Tahun 1918 untuk membangun kemandirian ekonomi umat untuk menjaga kemandirian berpikir. kemandirian berpikir ini juga sangat penting untuk menjaga kemandirian politik, agar tidak tunduk pada kemauan dan tipuan Belanda. Dengan kemandirian itulah orang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Ketua Umum Yayasan Pendidikan Tinggi Bahrul Ulum (YPTBU) yang menaungi Unwaha, Hj Hizbiyah Wahab mengatakan, buku ini bukan hanya sekedar karya biografi, tetapi juga warisan berharga yang dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk meneladani semangat perjuangan Kiai Wahab dalam membela agama dan negara.
"Saya berharap buku ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk terus menjaga keutuhan NKRI dan meneruskan nilai-nilai perjuangan Kiai Wahab,” kata Hizbiyah.
Menurut Hizbiyah, peluncuran buku itu menjadi salah satu upaya UNWAHA untuk melestarikan pemikiran dan nilai-nilai yang diajarkan Kiai Wahab.
"Unwaha, sebagai lembaga pendidikan yang menggunakan nama besar Kiai Wahab, memiliki tanggung jawab moral untuk terus menyebarkan pemikiran beliau kepada generasi penerus,” ujarnya.
Ke depan, kata Hizbiyah, semua Dosen dan civitas akademika Unwaha Jombang akan didiklat untuk memahami aswaja yang dibawa Kiai Wahab. "Buku Ini juga akan menjadi buku wajib bagi mahasiswa sebagai refrensi utama dalam pembelajaran nantinya,” ucapnya.
Terbitnya buku ini, Unwaha juga berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan yang mendukung pengembangan literasi sejarah dan kebangsaan. Kampus yang berada di Jombang ini telah menjadi pusat pengembangan pemikiran dan pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, sebagaimana yang diwariskan kiai Wahab.
"Harapan jami lulusan Unwaha Jombang bisa mencerminkan perjuangan Kiai Wahab mulai dari akhlak hingga ketaatan beribadah. Jadi mahasiswa Unwaha setelah lulus secara mental siap terjun ke masyarakat. Karena kebanyakan mahasiswa berasal dari umum tidak semua lulusan pesantren,” kata putri Kiai Wahab ini.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait