Seperti berdampak pada para siswa dapat aktif bergerak. Sehingga menghindarkan diri dari penyakit degeneratif yang saat ini sudah menjangkit anak-anak usia belasan tahun.
Ning Ita juga mengatakan, dengan menggalakkan kembali olah raga tradisional anak-anak akan mendapatkan kenangan bermain yang akan selalu diingat sampai dewasa.
"Kalau saya dulu berangkat sekolah itu yang disiapkan adalah bola bekel satu set, kemudian ada karet yang ditautkan menjadi panjang sekali untuk kemudian bermain lompat tali bersama teman-teman. Ini menyimpan kenangan yang mendalam di hati kita dan tidak terlupakan," ungkap Ning Ita.
Ning Ita juga berpesan kepada para guru olah raga yang mengikuti pelatihan, agar para guru nantinya dapat menggencarkan sosialisasi olah raga tradisional kepada para siswa dengan menyenangkan.
BACA JUGA:
Tim Monev Monitoring KPK Dorong Keindahan Kota Mojokerto
"Setelah kegiatan ini, untuk segera melakukan rencana aksi yang masif bagi seluruh anak didik panjenengan semuanya untuk kemudian mereka kita ajak untuk melakukan kegiatan olah raga tradisional ini dengan skema yang menyenangkan," pungkasnya.
Sementara itu, Kadisporapar Kota Mojokerto Novi Rahardjo mengatakan, kegiatan pelatihan ini merupakan program pengembangan sport sience olah raga tradisional yang dilaksanakan selama dua hari sejak 21-22 Februari 2022.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait