"Mungkin tidak ada (pejuang) Hamas. Hanya perempuan, anak-anak, dan bayi Palestina di Gaza yang akan dibunuh. Ini adalah kematian luar biasa. Tidak apa-apa, menurut Amerika," ujar pria yang menjabat sebagai perdana menteri terlama di Malaysia itu.
Malaysia mendapat tekanan bertubi-tubi dari AS karena Negeri Jiran memiliki hubungan dengan sayap politik Hamas.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam kunjungannya ke Jerman pada Maret lalu menegaskan tak akan memutuskan hubungan dengan Hamas. Dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, Anwar beberapa kali ditanya mengenai hubungan Malaysia dengan Hamas yang sudah berlangsung lama serta sikapnya terhadap perang di Gaza.
Dia menjawab, Malaysia memiliki hubungan hanya dengan sayap politik, bukan sayap militer Hamas. Anwar juga menegaskan tak akan meminta maaf soal itu.
“Kami tidak memiliki hubungan dengan kelompok atau sayap militer apa pun, saya sudah mengklarifikasi hal ini kepada banyak rekan saya di Eropa (dan) Amerika Serikat,” ujarnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait