Kondisi tersebut, ditegaskan Gus Kikin, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pengurus dan pengasuh pesantren. Karena itu, pengelola pesantren juga harus selalu adaptif dan antisipatif terhadap berbagai perkembangan dan perubahan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
"Tentu dengan tetap menjadikan nilai-nilai luhur pesantren sebagai inspirasi dan pedoman dalam membimbing keseharian para santri," ujarnya.
Senada disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang KH Zaimudin Asad Umar. Peristiwa meninggalnya santri saat menempuh pendidikan di pesantren adalah musibah yang seluruh warga pesantren tak ada yang menduganya.
"Suatu musibah yang bisa terjadi di lembaga pendidikan manapun selama yang dibina adalah anak-anak kita yang beraneka ragam temperamen dan karakternya," kata Zaimudin Asad Umar yang akrab dipanggil Gus Zuem.
Sehingga, menurut Gus Zuem, gesekan antar peserta didik atau santri yang berujung fatal, bisa terjadi dimana saja, di pesantren kecil atau besar, bahkan di lembaga pendidikan kedinasan sekalipun.
"Maka, bagi saya, tidak ada alasan untuk takut masuk pesantren, karena hingga saat ini, dengan melihat pergaulan remaja di masyarakat yang memprihatinkan, belajar di pesantren adalah pilihan yang lebih menentramkan hati orang tua, " tegas ulama alumnus UGM Yogjakarta ini.
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Al Aqobah Kwaron Diwek Jombang Jawa Timur, KH Junaidi Hidayat menegaskan pengelola lembaga pendidikan pesantren harus fokus memberikan perhatian penuh terhadap kehidupan anak, setiap harinya.
"Jadi tidak boleh disambi, tapi betul-betul fokus memperhatikan dalam 24 jam terkait dengan situasi perkembangan kondisi anak di dalam lingkungan pesantren maupun asrama itu. Harus betul-betul terpantau dengan baik melalui sistem manajemen pengawasan pesantren," ujarnya.
Selain itu, melakukan pendekatan pembinaan secara Humanistik. Tidak terlalu mengedepankan tekanan aturan sanksi yang akan menimbulkan bentuk perlawanan secara diam-diam.
"Sepertinya mereka patuh, tapi sesungguhnya dalam tekanan itu pasti menimbulkan buzer berujung pada ketidaknyamanan lalu mencari pelampiasan dengan perilaku-perilaku beresiko seperti kekerasan itu," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait