MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Kesehatan mental semakin menjadi topik perbincangan terbuka di kalangan masyarakat awam di Indonesia. Salah satu hal yang kerap diangkat adalah "mothering ourself".
Istilah mothering ourself bisa diartikan dengan menjadi ibu buat diri sendiri. Topik ini dekat dengan mereka yang umumnya mengalami ketidaklengkapan peran orang tua khususnya ibu di masa kecil.
Hal ini diyakini bisa memicu kondisi mental yang serius di saat dewasa. Oleh karena itu, para psikolog banyak menyarankan agar tiap orang memiliki kemampuan untuk 'mengobati' luka masa kecilnya. Salah satunya adalah dengan menjadi ibu buat diri sendiri.
Dikutip dari Indianapolis Moms, peran orang tua khususnya ibu bisa berdampak pada memori yang direkam oleh alam bawah sadar seseorang. Jika peran tersebut membawa suatu rekaman negatif, tidak sedikit kemungkinan akan memengaruhi kemunculan kondisi mental negatif pada diri seseorang.
Cara yang mungkin ditempuh untuk menanggulanginya adalah mengisi kerumpangan tersebut. Masalahnya, tidak ada yang bisa kembali ke masa lalu.
Saat seseorang dewasa, sosok ibu yang menjadi pusat luka psikisnya mungkin tidak ada. Lalu apa yang bisa dilakukan?
Ternyata seseorang dimungkinkan untuk bisa mengisi peran ibu bagi dirinya sendiri. Hal tersebut tentu tidak semudah itu dipraktikkan.
Berikut ini sejumlah saran yang mungkin bisa membantu dalam proses menjadi ibu bagi diri sendiri.
1. Tanyakan pada diri sendiri apa yang Anda butuhkan dari ibu.
Di masa kecil, mungkin ada banyak hal yang tidak terpenuhi dari sosok ibu. Sebagai seorang anak, coba daftat apa yang tidak Anda dapatkan. Misalnya perhatian, dukungan, apresiasi, dan sebagainya.
2. Bicaralah pada sosok kecil diri Anda.
Ambil foto diri Anda di masa kecil. Katakan padanya hal-hal baik yang perlu Anda dengar ketika Anda masih kecil.
3. Penuhi hasrat masa kecil Anda dengan bermain.
Di masa kecil, seorang anak mungkin mengharapkan bermain bersama ibunya. Belajar memasak atau hal-hal lain. Ajak dan temani diri Anda sendiri melakukan hal-hal tersebut sekarang. Hal ini dapat dianggap untuk membayar apa yang dulu tidak sempat Anda peroleh.
4. Berilah diri Anda perhatian setiap hari.
Sosok anak kecil dalam diri Anda juga ikut mengalami hal-hal di saat dewasa ini. Tanyakan kondisinya setiap hari. Sebisa mungkin berilah apa yang ia butuhkan. Jika memungkinkan, berkomunikasilah dan beri ia pengertian pada apa yang ia alami dulu dan saat ini.
5. Berkonsultasi dengan terapi.
Temui ahli untuk hal ini. Saat akhirnya Anda siap menghadapi beberapa hal yang terlalu berat ditanggung sendiri, seorang terapis bisa menjadi rekan berdialog untuk melihat situasi Anda dengan lebih jernih.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait