Lebih lanjut, peran pemuda juga tidak kalah pentingnya dalam hal menjaga kerukunan umat beragama. Pasalnya, Kota Mojokerto kedepan juga akan dipimpin oleh tokoh-tokoh pemuda yang mampu menjadi penggerak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Karena tokoh pemuda inilah, sejatinya yang kedepan akan menjadi penggerak untuk keberlanjutan negara kita, yang akan menjadi motor untuk keberlangsungan Kota Mojokerto kedepan,” tegas Ning Ita.
Semangat persatuan antar sesama warga Indonesia juga digelorakan dalam forum ini. Semangat pemuda dari berbagai latar belakang etnis, agama, suku, dan budaya menurutnya harus tetap disatukan dalam bingkai Indonesia.
“Agama boleh berbeda-beda, suku boleh tidak sama, etnis juga boleh tidak sama, tetapi akar budaya kita adalah sama yaitu Indonesia,” pungkas Ning Ita.
Sebagai informasi, pada sosialisasi yang digelar pemkot melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) ini, diikuti oleh 75 pemuda yang tergabung dalam Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama (Gema FKUB). Organisasi tersebut terdiri dari para pemuda dari berbagai agama di Kota Mojokerto, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katholik, Budha, Hindu, dan Konghucu.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait