Namun, hal tersebut justru menjadi risiko karena dapat menghambat kemajuan yang perlu dibuat The Fed untuk membawa inflasi AS ke level yang ditargetkan. Inflasi menunjukkan tanda-tanda telah melewati puncaknya saat tahun 2022 berakhir.
Tahun lalu, dalam pengetatan kebijakan paling agresif sejak awal 1980-an, The Fed meningkatkan suku bunga acuannya dari mendekati nol pada Maret ke kisaran saat ini 4,25 persen hingga 4,50 persen. Pejabat The Fed memproyeksikan suku bunga akan menembus angka 5 persen pada 2023.
Adapun, pada tahun lalu IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023. Hal ini mencerminkan hambatan yang terus berlanjut imbas perang di Ukraina, tekanan inflasi, dan kenaikan suku bunga yang tinggi oleh bank sentral seperti Federal Reserve (The Fed).
Sejak saat itu, China telah membatalkan kebijakan nol-Covid dan memulai pembukaan kembali ekonominya yang tak beraturan, meski konsumen di sana tetap waspada ketika kasus Covid-19 melonjak.
"Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, pertumbuhan China pada 2022 kemungkinan berada di bawah pertumbuhan global," tuturnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait