MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id- Kekayaan citarasa Nusantara sejak zaman Majapahit memang telah menunjukkan ragam khas. Bukan hanya perkara menu makanan, tetapi juga minuman.
Minuman zaman Majapahit sudah sangat bervariasi. Ada Minuman jenis non alkohol dan beralkohol.
Jadi, di masa itu masyarakat tidak hanya mengenal air putih saja. Ada berbagai macam menu penghapus dahaga yang ternyata juga masih bisa ditemui hingga hari ini.
Apa saja ragam Minuman zaman Majapahit? Dikutip dari buku "Mutiara-Mutiara Majapahit", ragam minuman di zaman Majapahit berkembang seiring perkembangan pengetahuan masyarakat.
Sejumlah menu minuman sebenarnya merupakan warisan dari masa sebelumnya. Masyarakat Jawa kala itu memang sudah mengenal berbagai jenis pengolahan citarasa.
Salah satu yang mungkin cukup populer adalah srebad atau yang hari ini dikenal dengan ejaan serbat. Nah, ternyata menu ini memang resep khas tradisional Indonesia.
Jahe adalah bahan baku utama dalam minuman srebad atau serbat ini. Menu ini memang biasa dikonsumsi saat cuaca dingin.
Selain srebad, ada pula juruh, kilang, dan madhu. Jurusan adalah minuman manis yang terbuat dari berbagai jenis palem. Sementara kilang dibuat dari tebu.
Untuk minuman jenis alkohol, salah satu menu yang juga masih dikenal saat ini adalah tuak. Jenis minuman beralkohol ini adalah menu yang berasal dari ratusan tahun lalu.
Tuak dibuat dari fermentasi air kelapa. Hingga hari ini, tuak dikenal sebagai minuman beralkohol di wilayah Nusantara.
Selain tuak, di zaman Majapahit orang juga mengenal ragam minuman beralkohol yang lain. Ada yang disebut dengan sajeng.
Minuman yang dikenal dengan nama sajeng ini tampaknya terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Ada yang disebut ragang, badek, tal, budur, dan lain-lain.
Tal ini adalah jenis minuman yang terbuat dari fermentasi air siwalan. Di beberapa daerah, jenis minuman ini juga masih diproduksi.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait