MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Adanya tempat pertapaan atau persemedian bagi para raja di masa lampau bukanlah rahasia lagi. Para raja diyakini kerap melakukan tapa atau berdiam dalam kesunyian untuk mengheningkan diri.
Tujuannya tak lain adalah sebagai upaya semakin mendekatkan diri dengan Sang Pencipta dan energi yang melingkupi wilayah kerajaannya. Para raja ini diyakini memiliki kesaktian dan keluasan batin yang melebihi orang pada umumnya.
Prabu Wijaya yang dikenal sebagai pendiri dan raja pertama Majapahit pun diyakini melakoni tindak tapa brata. Prabu Wijaya bahkan disebut mendapatkan ilham pendirian Majapahit juga melalui laku tapa.
Lokasi di mana tempat Prabu Wijaya bertapa tentu banyak diburu oleh para pegiat kebatinan. Banyak orang juga ingin juga mengalami apa yang Prabu Wijaya alami dalam tapanya.
Salah satu lokasi yang diyakini sebagai tempat pertapaan atau persemedian Prabu Wijaya adalah area Siti Inggil. Sebuah area yang kini dikenal sebagai situs makam Sang Prabu.
Situs Siti Inggil sebagai Pertapaan
Situs Siti Inggil juga dikenal masyarakat setempat dengan nama Lemah Geneng. Ada juga masyarakat yang menyebutnya dengan Tanah Tahta.
Bangunan utama situs yang merupakan benda purbakala hanya berupa struktur dari bata merah kuno dengan luas sekitar 15x15 meter persegi dan tinggi lebih dari 1 meter.
Para arkeolog mengenali bangunan ini sebagai mandapa atau batur. Mandapa atau batur adalah bagian latar atau pondasi dengan tiang kayu dan atap ijuk. Sejenis pendapa yang dikenal hari ini.
Masyarakat setempat meyakini lokasi tersebut sebagai tempat Prabu Wijaya banyak berhening diri untuk mendapat kebijaksanaan dan solusi masalah kerajaan. Meski demikian, data sejarah mengenai hal itu belum ditemukan.
Bagi mereka yang datang ke Siti Inggil hari ini, fungsi situs ini tidak jauh dari aktivitas kebatinan dan spiritual. Orang-orang datang ke Siti Inggil untuk bertapa dan berziarah.
Meski demikian, terkait keyakinan adanya makam Prabu Wijaya di sana, hal tersebut tidak muncul dari dasar yang valid. Masyarakat meyakini sebagian abu Prabu Wijaya dikubur di sana.
Namun, berita dalam naskah Negarakretagama jelas menyebut bahwa sang Prabu didharmakan di Candi Simping. Artinya, keberadaan makam di Situs Siti Inggil tidak diketahui siapa yang dimakamkan di situ.
Area Siti Inggil terletak di area pusat Kerajaan Majapahit di Trowulan. Tepatnya di ujung barat Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan.
Editor : Trisna Eka Adhitya