Di antara beberapa arkeolog yang meragukan garis-garis tersebut sebagai jaringan air adalah R.P Sujono dan Prof. Slamet Mulyana. Baik Sujono dan Slamet menitikberatkan informasi yang didapat dalam literatur tertulis mengenai penampakan kota Majapahit.
Sujono berpendapat Prapanca dalam bukunya Negarakretagama tidak menyebut-nyebut bahwa Raja Hayam Wuruk pernah naik kapal layar dalam perjalanannya keliling Jawa Timur. Artinya, jaringan air yang dimaksud tentu perlu dipertanyakan kebenarannya.
Senada dengan hal itu, Slamet Mulyana juga berpegang pada Negarakretagama dan Pararaton yang tidak menyebut adanya parit di ibukota Majapahit. Sebagai tambahan, Slamet Mulyana menyebut pula deskripsi yang dicatat oleh Ma Huan kala melukiskan ibukota Majapahit. Ma Huan sama sekali tidak menyebut adanya parit atau jalur air dalam catatannya yang teliti itu.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait