Setelah dikalkulasi lebih detail, kuota subsidinya hanya untuk 23 juta kiloliter Pertalite dan 15,1 juta kiloliter Solar.
"Dan setelah dikalkulasi ini hanya bisa sampai pada awal Oktober 2022, kalau sampai akhir tahun sampai akhir Desember kebutuhan kita menjadi 29,1 juta kiloliter untuk Pertalite dan 17,4 kiloliter untuk solar ini estimasi akan kurang," kata Jokowi.
Karena kebutuhan yang semakin besar itu, Jokowi menyebut APBN tidak lagi mampu untuk memberikan subsidi. Jalan terakhir yang dia ambil yaitu menaikkan harga BBM.
"Sehingga akan muncul lagi tambahan kebutuhan subsidi sebesar Rp195 triliun, artinya total kalau kita lakukan itu bisa sampai Rp700 triliun, uangnya dari mana?" ujar Jokowi.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait