Pola pikir negatif dan destruktif datang dalam berbagai bentuk. Pola pikir ini cenderung muncul selama masa stres atau konflik. Akibatnya, pikiran menjadi suka merenung dan terus-menerus khawatir.
2. Kelola cerita Anda
“Kita semua menceritakan diri kita sendiri. Pertanyaannya adalah, apakah cerita Anda memberdayakan Anda atau menahan Anda?” kata Tony.
Kisah-kisah yang kita ceritakan kepada diri kita sendiri tentang siapa diri kita memengaruhi setiap aspek kehidupan kita. Misalnya, kalimat "Saya selalu khawatir" atau "Saya secara alami lebih cemas daripada orang lain" yang disampaikan berulang-ulang pada diri sendiri tentu akan membentuk atmofser pikiran yang negatif.
Untuk bisa mengatasi pikiran yang membatasi, Anda harus terlebih dahulu mengidentifikasinya. Ganti kisah-kisah negatif kepada diri sendiri dengan yang positif. Misalnya, "Saya bertanggung jawab atas emosi saya" atau "Saya berupaya untuk menemukan ketenangan."
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait