Fakta Enkripsi Nisan 'Kubur Telu' Menurut Peneliti LIPI, Hanya Kutipan Al Quran

Nanda Alifya Rahmah
Nisan pada makam yang diyakini bersemayam Syekh Abdul Qadir Jaelani Sini. (Foto: Imam Mashud)

MOJOKERTO, iNews.id - Kubur Telu di kompleks makam Troloyo Mojokerto diyakini sebagai makam tiga orang murid kesayangan Syekh Jumadil Kubro. Dilihat dari letaknya dengan makam utama, pendapat ini agaknya tidak berlebihan.

Kubur Telu memiliki tiga pasang nisan yang kondisinya terbilang cukup bagus. Sekilas tampak ukiran huruf Arab pada tiap nisan Kubur Telu.

Tim iNews melansir dari uraian Imam Mashud, seorang ahli epigrafi Islam dari UIN Sunan Ampel. Ia melakukan pembacaan terhadap tiga nisan tersebut dalam bukunya "Kearifan Lokal Kaligrafi Islam Masa Majapahit pada Nisan Makam Troloyo".

Buku yang diterbitkan oleh LIPI tersebut memuat hasil penelitian Imam Mashud terhadap tulisan-tulisan pada nisan di kompleks makam Troloyo. Terkait hasil pembacaan Imam terhadap Kubur Telu, berikut lansiran lengkapnya.

Tulisan pada Nisan Kubur Telu

Masyarakat meyakini bahwa sosok yang disemayamkan dalam Kubur Telu adalah murid kesayangan Syekh Jumadil Kubro. Ketiganya dipercaya sebagai sosok asli Jawa yang berperan dalam penyebaran Islam di Jawa dan Madura.

Nama ketiga murid tersebut adalah Syekh Abdul Qadir Jaelani Sini, Syekh Maulana Sekah, dan Syekh Maulana Ibrahim. Hal inilah yang dipercaya hingga saat ini.

Namun, setelah melakukan pembacaan terhadap tulisan pada batu nisan, Imam Mashud melaporkan hal yang cukup mengejutkan. Faktanya, pada ketiga nisan tidak ada nama jelas yang tertera.

Misalnya, pada makam yang diyakini bersemayam Syekh Abdul Qadir Jaelani Sini, Imam menemukan aksara Arab yang bisa ditranskrip terbaca sebagai berikut:

"Lillāhi qālallāhu subhānahu wataāla subhāna man ta”zaza bil qudrati walbaqai waqahara al ibādi bilmawti wal fanāi laa ilāhaillāhu al maliku al haqqu al mubīnu rabunā wa rabbu abāina al awwalīna lāilahaā illa allāhu al maliku al haqqu al yaqihu rabbuna wa rabbu abāina al awwalina lā ilāhaillā allāhu khāliqu al khalāiqi ajma”īna rabbunā wa rabbu abāina al awwalīna yā hayyu yā qayyūmu yā bāqi man awjada kullu nafsin dhliqātul mawti"

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

"Demi Allah, Allah Swt. berfirman Maha Suci Dialah yang menjadikan kemuliaan dengan kekuatan dan ketetapannya. Dan menundukkan ibadah dengan kematian dan kefanaan, tiada Tuhan selain Allah yang memiliki kebenaran yang nyata dialah Tuhan kami dan Tuhan para bapak kami yang awal, tiada Tuhan selain Allah yang menguasai kebenaran mutlak, Dialah Tuhan kami dan Tuhan para bapak kami yang awal. Tiada Tuhan selain Allah sang pencipta dari segala seluruh ciptaan. Dialah Tuhan kami dan Tuhan para bapak kami yang awal yang maha hidup, yang maha lurus, yang maha kekal yang menjadikan setiap jiwa mempunyai daya rasa kematian."

Menurut Imam, Inskripsi tersebut merupakan penggalan dari beberapa ayat Al-Qur’an. Berdasarkan inskripsi tersebut, tidak terdapat nama ataupun tanggal kematian orang yang dimakamkan.  

Huruf Arab pada nisan tersebut diketahui menggunakan Khat Naskhi. Khat Naskhi merupakan salah satu tulisan Kursif paling awal. Bukti arkeologis yang ditemukan di Sultanabad Iran yang bertarikh 1322 Masehi. 

 

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network