get app
inews
Aa Text
Read Next : Instansi Pemerintah Hingga Penggerak Ekraf Jadi Nominator Penerima Balon Dior PWI Mojokerto

Intip Ibu-ibu Korban PHK di Jombang, Produksi Tenun Jadi Sarung Hingga Selendang Warna Alam

Senin, 29 Desember 2025 | 07:43 WIB
header img
Intip Ibu-ibu Korban PHK di Jombang, Produksi Tenun Jadi Sarung Hingga Selendang Warna Alam. Foto: iNewsMojokerto/Zainul Arifin

JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Sejumlah ibu-ibu korban pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada masa pandemi menjelma menjadi penggerak ekonomi kreatif melalui Sentra Tenun Wastra Sejahtera, di Penggaron, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

Mereka memproduksi tenun yang menghasilkan sarung goyor, kain lurik, kain motif, kain dobi (kain timbul), hingga selendang warna alam yang menjadi produk unggulannya. Selain itu, juga memproduksi blangket dan produk terbaru berupa tirai bambu.

Aktivitas menenun itu tak mudah. Prosesnya mulai dari memintal benang, lalu midang yaitu menghitung dan menata benang. Kemudian benang digambar sesuai motif, diikat, dan dicelupkan ke warna yang diinginkan.

Tidak berhenti di situ, selanjutnya benang diurai dan dipalet, baru kemudian ditenun. Adapun tahap terakhir dilakukan penjahitan atau penyambungan kain.


Intip Ibu-ibu Korban PHK di Jombang, Produksi Tenun Jadi Sarung Hingga Selendang Warna Alam. Foto: iNewsMojokerto/Zainul Arifin

Untuk satu potong kain, waktu pengerjaan rata-rata sekitar dua hari, tergantung tingkat kesulitan motif dan kondisi mesin yang kerap rewel (trobel). Dalam kondisi normal mampu menghasilkan hingga tiga potong kain per minggu.

Siti Khoirul Uma, salah satu pengelola kerajinan tenun mengungkapkan, terdapat sekitar 15 pekerja mayoritas ibu-ibu yang produksi tenun. Mereka mantan buruh pabrik sarung yang menjadi korban PHK masa pandemi pada 2021 silam. 

"Jadi, waktu itu pabrik tempat ibu-ibu bekerja tutup karena corona. Nah, daripada berhenti total, kami mulai memproduksi sendiri di sini" kata perempuan akrab dipanggil Uma kepada wartawan, Minggu (28/12/2025).

Dikatakan Uma, belasan perajin itu ada yang bekerja langsung di tempatnya untuk menenun dan midang, sementara sisanya mengerjakan pencelupan warna dan proses awal dari rumah masing. Adapun sistem kerja dilakukan borongan. 

Upahnya pun bervariasi. Untuk midang berkisar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, menenun sarung Rp45 ribu per potong, kain Rp75 ribu, dan selendang sekitar Rp30 ribu. "Bersyukur omzet kami masih cukup untuk perputaran," kata dia.

Uma menambahkan, meski pesanan tak pernah sepi hingga Kalimantan, namun promosi tenun khas Jombang terus digencarkan,  melalui media sosial. Ke depan, Uma berharap usahanya semakin dikenal luas dan menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar..

“Harapannya ke depan lebih bagus lagi, lebih berkarya, dan menginspirasi banyak orang. Semoga semakin banyak yang datang dan mengenal Tenun Wastra Sejahtera,” tandas ibu rumah tangga berusia 41 tahun ini.

Editor : Zainul Arifin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut