Keluarga KH Ma’ruf Amin Angkat Bicara Soal Klaim Restu Pj Ketum PBNU
JAKARTA, iNewsMojokerto.id - Dinamika di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali menghangat setelah munculnya klaim bahwa KH Ma’ruf Amin memberikan restu kepada KH Zulva Mustafa sebagai Pj Ketua Umum Tanfidziyah PBNU.
Keluarga mantan Wakil Presiden Ri itu menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar dan berpotensi menyesatkan publik. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Hj. Siti Haniatunnisa Ma’ruf Amin, mewakili keluarga besar.
Haniatunnisa merasa perlu meluruskan informasi yang beredar agar tidak semakin memperkeruh situasi internal PBNU yang saat ini tengah dalam sorotan.
“Kami keluarga besar cukup terganggu dengan pemberitaan yang beredar. Klaim saudara Zulfa Mustofa yang membawa-bawa nama orang tua kami sebagai legitimasi menjadi Pj Ketua Umum PBNU tidak benar,” tegas Haniatunnisa dalam keterangan tertulis dikutip iNewsMojokerto.id, Rabu (10/12/2025).
Menurutnya, KH Ma’ruf Amin adalah sosok yang sangat mencintai NU dan selalu memegang teguh dawuh para kiai sepuh. KH Ma’ruf Amin sangat konsisten mengikuti keputusan Forum Musyawarah Mustasyar NU yang digelar di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang pada 6 Desember lalu.
Forum tersebut menghasilkan empat poin penting yang menjadi pedoman sikap bersama para sesepuh NU.
1. Pemakzulan Ketua Umum dinilai tidak sesuai AD/ART organisasi.
2. Ada indikasi kekeliruan dalam pengambilan keputusan Ketua Umum, sehingga perlu klarifikasi melalui mekanisme organisasi.
3. Forum merekomendasikan agar Rapat Pleno penetapan Pj Ketua Umum ditunda, hingga seluruh prosedur diselesaikan sesuai aturan.
4. Seluruh pihak diajak menahan diri, menjaga ketertiban organisasi, dan menghindari tindakan yang dapat memperbesar ketegangan.
Forum sepakat bahwa dinamika internal PBNU harus diselesaikan melalui mekanisme organisasi, tanpa melibatkan pihak luar demi menjaga marwah NU sebagai organisasi keagamaan besar di Indonesia.
Haniatunnisa menegaskan, KH Ma’ruf Amin tidak sedang memberikan dukungan kepada pihak mana pun. Fokus utama sang kiai sepuh adalah menjaga martabat NU agar tetap utuh dan tidak terseret dalam konflik berkepanjangan.
“Kami merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mengklarifikasi demi menjaga kehormatan orang tua kami dan nama baik NU. Orangtua kami tidak dalam posisi restu merestui atau dukung mendukung para pihak yang berselisih. Orangtua kami berkomitmen pada keputusan Forum Sesepuh dan Musytasar NU yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Tebuireng," katanya.
Editor : Zainul Arifin