get app
inews
Aa Text
Read Next : Tips Sehat Ala Dinkes Mojokerto, Terapkan Gaya Hidup CERDIK, Apa Itu?

Cakupan Imunisasi di Jember Baru 38,7 Persen, Dinkes Ingatkan Risiko

Selasa, 02 September 2025 | 17:13 WIB
header img
kegiatan Audiensi Akselerasi Imunisasi Rutin dan Imunisasi Kejar UNICEF di Jember yang melibatkan Bupati Jember, Dinas Kesehatan Jawa Timur, dan Unicef Indonesia. (Foto: Trisna Eka Adhitya)

JEMBER, INEWSMOJOKERTO.IDDinas Kesehatan (Dinkes) menaruh perhatian serius terhadap kondisi imunisasi di Kabupaten Jember yang dinilai masih jauh dari target pemerintah. Salah satunya terkait imunisasi campak yang kini tengah menjadi perhatian bersama lintas sektor.

Bupati Jember Muhammad Fawait menyampaikan pentingnya dukungan semua pihak dalam memperkuat program imunisasi, terutama dengan melibatkan tokoh agama dan komunitas masyarakat.

“Kadang-kadang masalah imunisasi ini bukan karena ketidakmampuan secara ekonomi, tapi ada juga yang menolak. Karena itu, kami akan menggandeng tokoh agama, komunitas, dan organisasi masyarakat untuk memberikan pencerahan sejak dini,” kata Fawait saat kegiatan Audiensi Akselerasi Imunisasi Rutin dan Imunisasi Kejar UNICEF di Jember, Selasa (2/9/2025).

Ia menekankan, peran tokoh agama sangat penting karena mereka dekat dengan masyarakat melalui pengajian-pengajian rutin.

“Ketua-ketua pengajian yang setiap malam bertemu dengan jamaah bisa menjadi pintu masuk untuk memberikan edukasi tentang pentingnya imunisasi,” ujarnya.

Selain itu, Pemkab Jember juga telah mengalokasikan anggaran besar untuk sektor kesehatan. Bersama DPRD Jember, hampir sebagian besar hasil efisiensi anggaran diarahkan ke bidang kesehatan, termasuk pembiayaan BPJS Kesehatan.

“Sehingga hari ini seluruh warga Jember bisa dipastikan mendapatkan layanan kesehatan melalui rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS di seluruh Indonesia. Hampir Rp400 miliar sudah kami anggarkan untuk kesehatan,” ungkapnya.

Fawait berharap langkah ini dapat mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta masalah stunting yang masih menjadi tantangan di Jember.

Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jatim, Eka Putri Lestari, SKM., M.Epid, menyampaikan capaian imunisasi dasar lengkap di Jember masih rendah.

“Untuk imunisasi baduta (anak usia di bawah dua tahun) juga kondisinya masih di bawah target. Beberapa indikator program imunisasi di Jember belum sesuai harapan,” kata Eka.

Data Dinkes Jatim mencatat, cakupan imunisasi dasar lengkap di Jember baru mencapai 38,7 persen, padahal target Juli 2025 sudah seharusnya 55 persen. Selain itu, Jember tercatat sebagai daerah dengan jumlah serodos (anak yang sama sekali belum pernah imunisasi) tertinggi di Jawa Timur, yakni 11.049 anak.

“Angka 11 ribu ini harus segera mungkin dicari dan diberikan imunisasi, karena masih bisa dikejar sampai anak berusia kurang dari 59 bulan,” jelas Eka.

Ia juga mengingatkan, jika cakupan imunisasi tidak segera ditingkatkan, Jember berpotensi menambah sekitar 6 ribu anak serodos baru pada tahun 2025.

Meski begitu, Dinkes menilai komitmen pemerintah daerah sudah cukup kuat. “Komitmen kepala daerah sangat intensif, tinggal bagaimana langkah-langkah lintas sektor ini bisa segera ditindaklanjuti,” tambah Eka.

Sementara itu, UNICEF Indonesia juga menegaskan pentingnya kolaborasi bersama Dinkes dalam menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Jember.

“Setelah ada laporan 10 kabupaten/kota di Jawa Timur yang mengalami KLB campak, kami segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jember dan provinsi untuk memperkuat kolaborasi. Tujuannya agar masalah ini bisa ditangani bersama dan anak-anak di Jember bisa lebih sejahtera,” ujar Health Specialist UNICEF Indonesia, Dr. Armunanto, MPH.

Menurut Armunanto, meski jumlah kasus campak di Jember relatif kecil dibandingkan daerah lain, besarnya populasi menjadikan jumlah absolut kasus tetap signifikan.

“Kontribusi Jember dalam menangani KLB ini sangat penting, karena keberhasilan Jember juga akan mendukung keberhasilan Jawa Timur dan nasional. Jika Jawa Timur selesai, maka masalah campak di tingkat nasional juga bisa teratasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, hasil investigasi menunjukkan tidak ada kasus kematian akibat campak di Jember. Hal ini menandakan masih ada perlindungan bagi anak-anak yang sebelumnya telah mendapatkan imunisasi.

“Meskipun ada anak yang belum terimunisasi, perlindungan yang sudah ada membuat tidak sampai terjadi kasus kematian di Jember,” katanya.

Terkait ketersediaan vaksin, UNICEF memastikan seluruh kebutuhan dipenuhi oleh pemerintah pusat. Mekanismenya, kabupaten melaporkan jumlah sasaran ke provinsi, lalu diteruskan ke pusat untuk pengiriman vaksin. 

“Begitu ada permohonan daerah untuk mengejar atau melengkapi imunisasi, pusat akan memenuhi kebutuhan vaksin. Selanjutnya daerah harus melaksanakan vaksinasi setelah distribusi diterima,” jelas Armunanto.

UNICEF berharap kesadaran dan kerja sama semua pihak dapat mempercepat penanganan campak di Jember sehingga anak-anak terlindungi dari risiko penyakit berbahaya ini.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut