get app
inews
Aa Text
Read Next : Sediakan Beras Murah, Gerakan Pangan di Jombang Disambut Antusias Masyarakat

Candi Petirtaan Jolotundo di Mojokerto Diruwat, Refleksi Rasa Syukur dan Menjaga Alam Semesta

Sabtu, 28 Juni 2025 | 18:53 WIB
header img
Prosesi ruwat agung Petirtaan Jolotundo di lereng Gunung Penanggungan Mojokerto. Foto iNewsMojokerto/Aries

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Suasana penuh sakralitas tampak kental dirasakan di lereng Gunung Penanggungan, Sabtu (28/6/2025) pagi. Kemelun asap dupa diiringi aroma wangi khasnya menambah nuansa damai pada acara Ruwat Agung Petirtaan Jolotundo.

Ratusan warga Dusun Biting, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto tampak khidmat mengikuti prosesi ruwat agung yang digelar rutin tahunan di pekan pertama bulan Suro itu.

Ruwatan dibuka dengan acara Kirab Agung Budaya Nusantara, diberangkatkan dari Lapangan Sri Rahayu, Desa Seloliman menuju kawasan Petirtaan Candi Jolotundo yang berlokasi di lereng Gunung Penanggungan.

Warga mengarak dan mempersembahkan sesajen kepada leluhur Jolotundo disusul prosesi pelepasan burung dan penanaman pohon, sebagai simbol menjaga dan melestarikan alam di hutan Gunung Penanggungan.

Esensi dari ruwat itu, bukan hanya menjaga petirtaan dan tanaman, masyarakat juga melestarikan hewan yang ada di Jolotundo.

"Ini tradisi turun temurun dari nenek moyang yang diselenggarakan tiap tahun tepatnya di bulan Suro, pasarannya Legi," kata Pemangku Adat Jolotundo, Romo Mukade, kepada iNewsMojokerto.id, Sabtu (28/6/2025).

Kegiatan sakral yang rutin dilaksanakan sebelum tanggal 10 Suro itu disebutnya bukan hanya dihadiri warga sekitar saja, ruwatan Petirtaan Jolotundo ini juga melibatkan berbagai daerah di sekitar Gunung Penanggungan. Sehingga masyarakat dari berbagai daerah juga mengikuti ruwatan ini.

"Banyak tokoh penggiat pelestari adat dan budaya di wilayah Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jombang, Gersik, Surabaya dan banyak lagi," terangnya.

Menurut Romo Mukade, ruwatan ini merupakan refleksi rasa syukur kepada Tuhan, atas limpahan rezeki yang telah diberikan berupa air atau tirto yang memiliki berbagai kemanfaatan untuk masyarakat.

"Kita selalu nyuwun limpahan yang selama ini sudah melimpah, Tuhan memberikan limpahan berupa air ya, dari Tirto Jolotundo ini, ini dibuat kebutuhan di rumah tangga warga dan untuk irigasi pertanian, tirto merupakan lambang kemakmuran," ujar pria yang akrab disapa Polo Jolotundo itu.

Kegiatan dengan istilah ngunduh tirto, disebutnya sudah dilakukan sepekan lalu yang berlokasi di lereng Gunung Penanggungan. "Kita ambil di lereng Penanggungan di sisi timur yang dari wilayah Pasuruan, sisi selatan, barat dari Mojokerto," ungkap dia.

Dari berbagai penjuru sumber air yang diambil itu, disatukan atau diruwat di Petirtaan Jolotundo. Dia menyebut, ada 33 sumber yang diambil dari lereng Gunung Penanggungan. Usai prosesi ruwatan, banyak pengunjung berebut untuk mendapatkan air yang sudah diruwat.

"Dari wilayah timur ada sumber tetek dan lainnya, disatukan diruwat di Jolotundo, setelah diruwat harus bisa kita menjaga, karena pengunjung berebut ingin mendapatkan tirto yang sudah diruwat disatukan dari 33 sumber lereng Penanggungan," pungkasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut