Brantas narkoba legislator jatim gandeng BNN Wacanakan Bentuk Badan Tingkat Kelurahan

MOJOKERTO, INEWSMOJOKERTO.ID - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur (Jatim) Sumardi menyebut, Provinsi Jawa Timur saat ini masuk dua besar peredaran narkoba terbesar secara nasional. Mirisnya, kata dia, Kota Mojokerto disebut masuk 10 besar peredaran narkoba terbanyak secara nasional.
Hal tersebut membuat Politisi Partai Golkar itu prihatin. Dengan menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mojokerto, pihaknya berwacana akan membentuk badan narkotika di tingkat desa atau kelurahan.
Hal itu diungkapkan oleh Sumardi saat diwawancarai usai Sarasehan bertajuk 'Edukasi Desa Bebas Narkoba untuk Masa Depan Lebih Sehat' di salah satu Hotel yang berlokasi di Kota Mojokerto, minggu (27/4/2025). Menurutnya peredaran narkoba saat ini kian massiv.
Terlebih narkoba telah masuk hingga pelosok desa dan kelurahan. Sasarannya adalah para pelajar dan generasi muda.
"Kami koordinasi terus dengan BNN, kami bentuk di tingkat kelurahan ya, kemarin di Jombang kita galang juga disana, karena memang perlu ada edukasi," katanya.
Keprihatinan itu membuatnya juga masif dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba, baik melalui edukasi dengan menggandeng BNN hingga Aparat Penegak Hukum (APH).
"Peredaran semakin masif, ini sebagai komitmen, bukan menangani kasusnya tapi kita harus masif melakukan pencegahan," kata anggota Komisi A DPRD Jawa Timur itu.
Dia berpandangan, masyarakat masih kurang teredukasi soal narkoba. Terlebih, masih banyak masyarakat yang belum faham soal rehabilitasi, soal pencegahan hingga deteksi dini.
Ketidak fahaman itulah yang berpotensi menjadikan generasi muda masuk dalam belenggu narkoba, menjadi pemakai, pecandu, hingga pengedar dan merusak masa depan.
"Sangat disayangkan kalau tidak memahami itu, sehingga menjadi pecandu, pemakaian dan merusak kehidupan mereka," terang Sumardi.
Diakui olehnya, adanya aturan tentang efisiensi anggaran memang berdampak pada pola edukasi masyarakat dalam pemberantasan narkoba, namun hal itu bisa diantisipasi dengan cara lain yang efektif. Artinya, dengan menggandeng dan bersinergi dengan berbagai pihak.
"Bagaimanapun ini kita ingin sinergi dengan BNN, baik di provinsi dan kota, bagaimana walaupun ada efisiensi kegiatan edukasi tetap bisa jalan bersama-sama," ujarnya.
Sumardi juga mendorong kepada aparatur penegak hukum untuk ungkap kasus peredaran narkoba hingga ke akar. Sebelumnya di wilayah hukum Kota Mojokerto telah berhasil ungkap kasus narkoba dengan barang bukti yang fantastis.
Pihaknya mengapresiasi hal itu, meski demikian, pemberantasan tetap terus dilakukan hingga sampai ke pemasok atau bandar peredaran narkoba.
"Kami juga meminta dengan teman-teman APH, agar bisa menemukan bandar-bandar," tutupnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya