get app
inews
Aa Text
Read Next : Diguncang Gempa Hingga 718 Kali, BMKG Minta Masyarakat Pulau Bawean Tidak Panik

Mengerikan! Akibat Pemanasan Global, Salju Abadi Jaya Wijaya Diprediksi Hilang Total

Senin, 21 Maret 2022 | 16:49 WIB
header img
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut es Puncak Jayawijaya akan hilang pada 2025 (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut salju abadi Gunung Jawa Wijaya terkena dampak fenomena pemanasan global. Sehingga diprediksi salju abadi yang ada di puncak gunung tertinggi se Indonesia itu akan lenyap pada tahun 2025. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut puncak Jaya Wijaya pada 2020 memiliki ketebalan es 31,49 meter. sedangkan saat ini, kondisi es di puncak gunung Jaya Wijaya hanya tinggal satu persen dari cakupan luas area puncak sebesar 200 kilometer persegi atau saat ini hanya ada sekitar 2 kilometer persegi saja yang masih tertutup es. 

"Periode El Nino (musim kering panjang) dan La Nina (musim hujan basah yang ekstrim) periode sebelum 1980 itu 5-7 tahun sekali. Namun karena perubahan iklim pada 1981 memendek jadi 2-3 tahun, dan dua tahun terakhir terjadi setiap tahun," kata Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin (21/3/2022).

Proyeksi iklim di 2030 berdasarkan basis 2006-2016, di 2030 suhu udara akan meningkat 0,5 derajat Celcius dalam kurun waktu 10 tahun dan curah hujan lebih kering 20 persen. Hal ini dijelaskan Dwikorita Karnawati disebabkan potensi bencana hidrometeorologi semakin meningkat. 

Cuaca ekstrim seperti badai tropis Cempaka dan Seroja seharusnya tidak menembus wilayah khatulistiwa seperti di Indonesia juga sekarang kerap terjadi. 

"Misalnya dua badai tropis tersebut yang biasanya hanya masuk ekornya saja, sekarang seluruhnya kepala hingga ekor masuk ke wilayah pulau. Hal ini disebabkan karena kenaikan suhu udara, terakhir badai tersebut seluruh bagian badai masuk ke daratan NTT," kata Dwikorita Karnawati. 

Dia mengungkapkan bencana hidrometeorologi di Indonesia meningkat, menjadi bencana terbesar dengan prosentase 95 persen. 

"Total bencana di 2021 ada 5.402 kasus bencana sebagai dampak perubahan iklim global," tutur Dwikorita Karnawati.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut