"Sehingga perlu dihargai peran tersebut, baik oleh pemerintah maupun kalangan pesantren," ujar pria yang akrab dipanggil Gus Kikin, itu.
Khofifah lndar Parawansa mengapresiasi bedah buku itu. Karena banyak jejak perjuangan kiai yang tidak ditulis. Meski para kiai tidak ingin ditulis dan dikenang, tapi sudah jadi tugas bangsa ini untuk menulisnya. "Apalagi buku ini ditulis sangat teliti dan otentik," ujarnya.
Seminar dan bedah buku KH M Yusuf Hasyim Tebuireng Jombang. Foto InewsMojokerto/Zainul Arifin
Menurut Khofifah, buku tersebut juga menunjukkan adanya konektivitas antar pesantren. "Itu ditunjukkan upaya KH Yusuf Hasyim yang mengusir PKI saat menyerang Pesantren Gontor," katanya.
Dikatakan Khofifah, sebagai komandan Banser pertama, KH Yusuf Hasyim mengajak para santri harus kuat pada tahap latihan. Tidak hanya fisik, tapi juga hati. Baginya sudah banyak kiai yang punya jejak dan perjuangan yang sudah layak menjadi pahlawan nasional. Upaya itu harus dimulai dunia pesantren untuk menulisnya.
"Agar bangsa ini bisa memperoleh referensi keteladanan dari para pejuang itu," ujar ketua umum Muslimat NU ini.
Penulis buka Aguk Irawan menjelaskan bahwa data-data dalam buku setebal 246 halaman diperoleh pertengahan Desember 2024. "Banyak yang primer, sampai saya bingung harus dimulai dari mana," ujarnya.
Dia mengakui baru pertama kali menulis tokoh dengan peran sepanjang KH Yusuf Hasyim. Terlebih sumbernya tertata dengan rapi. Dirinya bersyukur tidak mengalami hambatan berarti dalam penulisan buku tersebut.
"Insya Allah akan terbit tiga buku lagi tentang KH Yusuf Hasyim, termasuk kisah romantis saat bertemu pertama kali dengan Nyai Bariyah dari Madiun," jelasnya.
Prof Usep Abdul Matin mengakui perjuangan KH Yusuf Hasyim berdampak secara nasional. Itu menjadi syarat khusus pengajuan pahlawan nasional. Mengutip pendapat Greg Barton, dosennya di Australia, KH Yusf Hasyim adalah sosok kiai yang berpengaruh secara signifikan.
"Terutama dalam NU, dengan mempromosikan lslam moderat yang selaras dengan Pancasila," ujar Prof Usep.
Fadli Zon juga sependepat dengan Prof Usep. Dia menyebut KH Yusuf Hasyim sebagai kiai pejuang bangsa. Ia mengaku sudah kenal KH Yusuf puluhan tahun. Tekad mengabdi bagi bangsa diakui sangat kuat.
"Saya sependapat KH Yusuf Hasyim sangat pantas diberi gelar pahlawan nasional. Agar perjuangan beliau diteladani dan menginspirasi generasi penerus," katanya.
Sementara itu, KH Asep Saifudin Halim lebih bercerita pada pengalaman saat mengajukan KH Abdul Halim Jawa Barat sebagai pahlawan nasional. "Liku-liku dan berbagai tantangan itu harus dihadapi dengan optimisme," ujarnya.
Perwakilan keluarga KH Yusuf Hasyim, KH Irfan Yusuf (Gus lrfan), berterimakasih atas semua pihak yang membantu. Gus Irfan mengatakan bahwa ide pengusulan gelar pahlawan nasional KH Yusuf Hasyim sudah muncul sekitar lima tahun lalu.
Ia menegaskan banyak cerita yang perlu dikenang dari sosok Pak Ud. "Ini perlu diteladani oleh bangsa lndonesia, terutama dalam berjuang," ujar Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) tersebut.
Editor : Arif Ardliyanto