Kabar Bahagia Bagi Pendaki Gunung Penanggungan, Jalur Pendakian Via Genting Resmi Dibuka

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Kabar bahagia datang bagi para pendaki Gunung Penanggungan. Ini setelah dibukanya jalur pendakian baru menuju gunung eksotis yang ada di Kabupaten Mojokerto ini. 

Jalur pendakian baru itu berada di Desa Wotanmasjedong, Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Jalur pendakian via Genting ini resmi dibuka setelah Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati melepas keberangkatan 1000 pendaki menuju puncak Pawitra pada Minggu (30/6/2024). 

Baca Juga

7 Fakta Menarik Tentang Mojokerto, Semua Orang Harus Tahu

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, pembukaan jalur pendakian baru ini diharapkan bisa menjadi upaya untuk mencintai dan melestarikan alam di Mojokerto ini.

“Kegiatan ini sangat luar biasa, saya senang sekali karena warga Genting desa Wotanmasjedong ini bisa berkomitmen untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Karena pendakian itu untuk meningkatkan rasa cinta kita kepada alam,” katanya.

Selain itu, dengan adanya jalur baru ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya warga Dusun Genting. 

Baca Juga

Sosok Gus Barra Dibongkar Tuntas Warga Desa Kunjorowesi, Jawabannya Tak Terduga

“Akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan khusunya warga dusun Genting, Desa Wotanmasjedong ini,” ujar Bupati Ikfina. 

Sebagai informasi, jalur pendakian via Genting ini sendiri berlokasi di sebelah utara Gunung Penanggungan. Rutenya melewati sejumlah bangunan candi. 

Antara lain  Candi Sengon, Penanggungan, Candi Merak, Candi Pendowo, Candi Yudo, Candi Sinta dan Pohon Akar Seribu. Selain itu, terdapat juga persimpangan rute yang menuju Gunung Bekel dan Gunung Gajah, kedua gunung yang berada di sekitar Gunung Penanggungan.

Baca Juga

Mengenal Gunung Pawitra di Masa Majapahit, Dataran Tinggi Paling Suci di Jawa Timur

Selain via Genting, ada 5 jalur pendakian lain menuju puncak Pawitra setinggi 1653 Mdpl itu. Yakni, jalur pendakian via Tamiajeng, Jolotundo, Kedungudi, Kunjorowesi, Gajah Mungkur dan Wonosunyo.

Editor : Trisna Eka Adhitya